Bisnis.com, SEMARANG - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia atau Asperindo Jawa Tengah memastikan kenaikan tarif jasa pengiriman akan dilakukan pada kuartal I/2015, akibat harga bahan bakar minyak bersubsidi naik.
Ketua Asperindo Jateng Tony Winarno mengakui kenaikan harga BBM bersubsidi dapat menggerus margin perusahaan jasa pengiriman. Namun demikian, kata dia, perusahaan tidak serta menaikkan tarif jasa kepada pelanggan dalam waktu dekat.
Dia memaparkan ada tahapan sosialisasi kepada para pelaku usaha dalam menentukan kenaikan tarif tersebut. Adapun koreksi kenaikan tarif jasa pengiriman bakal dilakukan tahun depan.
“Penerapan kenaikan tiga sampai empat bulan ke depan atau berlaku kuartal I/2015. Adapun kalkulasi sementara kenaikan tarif sekitar 4%-10%,” paparnya kepada Bisnis, Senin (8/12/2014).
Pihaknya mengakui penyesuaian tarif jasa pengiriman karena dampak kenaikan BBM bersubsidi diprediksi dapat menimbulkan protes dari sejumlah pelanggan. Namun demikian, para pelaku usaha di bisnis ini akan menerangkan secara lugas atas biaya transportasi yang kian membengkak.
Tony menerangkan penerapan tarif baru diberlakukan kepada pelanggan yang dinilai atau kriteria transaksi keuangan perusahaan berjalan sehat atau tidak dalam kondisi pailit.
“Memang ada pengecualian. Kami berikan toleransi kepada konsumen dengan perekonomian perusahaan terlihat lesu,” katanya.
Managing Director PT Siba Surya Stefanus Suryaatmadja mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi berdampak pada bisnis ini. Hal ini lantaran perusahaan yang bergerak di sektor jasa pengiriman jalur darat dengan menggunakan moda transportasi truk dipastikan menambah biaya operasional.
“Konsumsi bahan bakar berkontribusi 60% dari keseluruhan biaya operasional. Jika terjadi kenaikan, margin perusahaan akan berkurang,” ujarnya yang akrab disapa Steve.