Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Garuda-Lion Makin Ketat

Garuda Indonesia Group makin bersaing ketat dengan Lion Group dalam bisnis penerbangan, setelah melakukan penandatanganan join venture dengan Bintan Aviation Investments untuk mendirikan fasilitas Maintenance Repair Overhaul di Bintan, Senin (8/12).

Bisnis.com, JAKARTA--Garuda Indonesia Group makin bersaing ketat dengan Lion Group dalam bisnis penerbangan, setelah melakukan penandatanganan join venture dengan Bintan Aviation Investments untuk mendirikan fasilitas Maintenance Repair Overhaul di Bintan, Senin (8/12).

Sebelumnya, Lion Group resmi mengoperasikan fasilitas Maintenance Repair dan Overhaul atau MRO milik grup tersebut di kompleks Bandara Hang Nadim Batam, tidak jauh dari Bintan, dengan luas lahan mencapai 10 ha untuk fasilitas perawatan terpadu yang bakal beroperasi penuh pada 2017.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia Richard Budihadianto mengatakan kerja sama berbentuk joint venture tersebut mengisyaratkan pihak Bintan Aviation Investment (BAI) yang merupakan anak usaha Gallant Venture, Singapura, untuk membangun fasilitas MRO di atas lahan seluas 177 hektare.

“Nanti yang bangun fasilitasnya dari pihak Gallant, kami dari GMF yang melakukan kegiatan perawatan pesawat dengan sistem sewa selama 30 tahun. Nanti formatnya kegiatan di Bintan itu dilakukan oleh perusahaan patungan antara GMF dan BAI,” tuturnya, seusai penandatanganan kerja sama.

Menurutnya, perusahaan patungan tersebut, nantinya akan melayani perawatan pesawat berbadan lebar atua wide body seperti Boeing 747, Boeing 777 dan Airbus 330. Untuk tahap pertama, akan dibangun dua hanggar untuk perawatan pesawat dan satu hanggar pengecatan.

“Hanggar di Bintan nanti akan dilengkapi dengan back up shop, component shop dan aircraft related component. Hanggar pertama dibangun 2015 dan ditargetkan beroperasi akhir 2016 atau awal 2017,” tambahnya.

Perusahaan patungan tersebut, menurutnya, sengaja membidik perawatan pesawat yang terus tumbuh, khususnya pesawat berbadan lebar. Garuda Indonesia telah mengoperasikan pesawat B777 yang akan bertambah menjadi 10 unit, kemudian A330 dari 16 unit menjadi 30 unit serta pesawat B747.

“Maskapai lain khususnya di kawasan Asia Pasifik terus menambah jumlah armada berbadan lebar sehingga pasar perawatan terus meningkat. Selama 2013 saja total pasar perawatan pesawat di kawasan itu mencapai US$16,4 miliar dan pada 2022 diperkirakan meningkat 43.4 % menjadi US$26,5 miliar,” jelasnya.

Pihaknya sengaja memilih Bintan sebagai lokasi pengembangan fasilitas perawatan pesawat karena terletak berdekatan dengan Singapura yang menjadi salah satu pusat perwakilan perusahaan dunia yang bergerak di bidang industri penerbangan.

Selain itu, Bintan., lanjutnya, juga memiliki bandara dan pelabuhan yang terintegrasi sehingga pergerakan komponen pesawat yang dibutukan dalam proses perawatan, bisa lebih mudah dan efisien. Bintan juga merupakan wilayah perdagangan bebas sehingga menjadi salah satu nilai tambah bagi GMF.

“Selain itu, kami juga harus mencari lokasi baru karena perawatan di Cengkareng terbatas hanya menampung 10 wide body atau 16 pesawat narrow body,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper