Bisnis.com, JAKARTA- Surplus perdagangan China mencatat rekor tertinggi selama November setelah tanpa diduga terjadi penurunan impor sehingga mempertegas penurunan pertumbuhan ekonomi terkuat kedua di dunia itu.
Ekspor China dilaporkan hanya naik 4,7% dibandingkan tahun sebelumnya meski hasil survei Bloomberg News rata-rata analis memperkirakan lonjakan sebesar 8%. Sedangkan impor dilaporkan turun 6,7% meski diproyeksikan terjadi peningkatan sebesar 3,8% sehingga membuat surplus perdagangan mencapai US$54,47 miliar, menurut data kepabeananhari ini sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (8/12/2014).
Partai berkuasa China pekan lalu menyatakan akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dan menjaga pertumbuhan dalam kisaran angka yang rasional pada 2015. The People’s Bank of China bulan lalu menurunkan bunga pinjaman dan bunga tabungan untuk pertama kalinya dalam dua tahun selain menaikkan tingkat bunga deposito.
“Ekonomi China umumnya melemah karena kinerja pada kuartal keempat akan lebih buruk dari kuartal ketiga,” ujar Larry Hu, kepala ekonomi China pada Macquarie Securities Ltd. sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (8/12/2014).
Indeks Purchasing Managers China turun ke level terendah dalam delapan bulan ke posisi 50,3 pada November, menurut data pekan lalu. Angka di atas 50 menunjukkan terjadi ekspansi.