Bisnis.com, JAKARTA--Menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, optimistis membidik produksi kopi dan kakao tahun depan naik 100% dari posisi saat ini. Bagaimana strateginya?
Bupati Kabupaten Sumba Barat Jubilate Peter Pandango mengatakan hingga kini kawasan yang dipimpinnya telah memproduksi 1000 ton kopi dan kakao tiap tahunnya. Sejak 5 tahun terakhir, lanjut Jubilate, pihaknya gencar membagikan tunas kopi dan kakao kepada petani di provinsinya. Dia menuturkan, setidaknya sudah 2 juta tunas kopi dan kakao yang dibagikan untuk menggenjot produksi kedua komoditas tersebut.
Selain itu, Jubilate mengungkapkan, pihaknya juga gencar memberikan motivasi kepada masyarakat Sumba Barat. "Kemungkinan besar naik produksinya menjadi 2000 ton per tahun, tergantung bagaimana kami memotivasi rakyat," ujarnya usai Pembukaan Festival Kampung Kopi dan Coklat 2014 di halaman parkir Gelora Senayan, Jakarta, Sabtu (6/12/2014).
Adapun, Kabupaten Sumba Barat memiliki 176.000 penduduk dengan 90% di antaranya merupakan petani. Jubilate mengatakan setidaknya ada 2.000 hektar lahan yang dipakai untuk menanam kopi, sementara 1.250 hektar untuk kakao.
Menurut Jubilate, produsen kopi dan kakao di daerah ini kebanyakan merupakan petani dengan skala produksi kecil. Hanya satu perusahaan yang menguasai 800 hektar lahan produksi kakao yaitu PT Timor Mitra Niaga.
Adapun jenis kopi yang dihasilkan kabupaten yang terkenal dengan upacara tradisional Pasola ini yaitu robusta dan arabika. Jubilate menuturkan, 50% dari hasil produksi kopi di Sumba Barat diekspor ke Amerika. Sementara, sekitar 50% kakao daerah ini dijual ke India.