Bisnis.com, SEMARANG—Sritex Grup membangun pabrik serat rayon atau fiber sebagai bahan baku industri tekstil dan produk tekstil dengan investasi senilai Rp3 triliun, yang rencana beroperasi akhir 2015.
Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk. mengatakan pembangunan pabrik serat itu sebagai langkah Sritex mengurangi ketergantungan impor serat.
Selama ini, katanya, impor serat untuk kebutuhan bahan baku tekstil menduduki porsi cukup banyak yakni 50%.
“Investasinya Rp3 triliun lebih. Rencana kapasitas produksi serat sekitar 80.000 ton pertahun. Lokasi pabriknya di Sukoharjo,” paparnya kepada Bisnis, Jumat (5/12/2014).
Iwan memaparkan besaran investasi itu diperoleh dari dana internal Sritex Grup atau keluarga Sritex dan pinjaman dari industri jasa keuangan. Dia mengatakan pembangunan pabrik itu tidak menggunakan kas internal dari Sritex sebagai perusahaan go public.
Adapun porsi pinjaman dana dari perbankan yakni 60% dan kas internal keluarga Lukminto sebanyak 40%.
“Investasi pabrik ini di luar dari Sritex Tbk. Ini murni dari internal keluarga Lukminto, atau lebih kepada Sritex Grup,” ujarnya.
Lokasi pabrik tersebut, kata Iwan, tidak jauh dari pabrik tekstil yang telah memproduksi kain dengan pemesanan lebih dari 50 negara di dunia. Dengan beroperasinya pabrik itu, ujarnya, perusahaan bisa menghemat belanja serat impor sekitar 5%-10%.
“Luas lahan pabrik serat 100 hektare, dengan perkiraan serapan tenaga kerja baru mencapai 3.000 orang,” paparnya.
Pembangunan pabrik serat rayon itu sejalan dengan proyeksi Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API bahwa Indonesia bakal menjadi produsen serat rayon dan polyester terbesar di dunia pada tahun mendatang.