Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Desainer Kampung Menjamur, Dirjen Sebut Fenomena Langka

Kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Kampung Nusupan, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, mendapatkan apresiasi Kementerian Pariwisata setelah membuktikan keterlibatan warga dalam mengembangkan industri kreatif.
Pakar Media Sosial Arie Haryanto dalam satu sesi seminar nasional 'Kreativitas Melintas Batas' yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (29/11/2014) malam. Arie menekankan pentingnya branding personal yang bisa dilakukan melalui media sosial./Pamuji Tri Nastiti-Bisnis
Pakar Media Sosial Arie Haryanto dalam satu sesi seminar nasional 'Kreativitas Melintas Batas' yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (29/11/2014) malam. Arie menekankan pentingnya branding personal yang bisa dilakukan melalui media sosial./Pamuji Tri Nastiti-Bisnis

Bisnis.com, MAGELANG— Kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Kampung Nusupan, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, mendapatkan apresiasi Kementerian Pariwisata setelah membuktikan keterlibatan warga dalam mengembangkan industri kreatif.

Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu pengetahuan dan Teknologi Harry Waluyo menilai kerja kreatif berbasis digital oleh warga kampung di Salaman ini sebagai gebrakan baru.

"Ini fenomena langka terutama di bidang desain. Memang sudah banyak yang bertahun-tahun menggeluti, tetapi ini [di Salaman] yang monumental," ujarnya di sela acara Desainer Ing Kampung 28-30 November di Salaman, Magelang, Sabtu (29/11/2014) malam.

Sebagai informasi, lebih dari 200 warga di Salaman menggeluti aktivitas kreatif dengan mengikuti kontes desain logo, desain ilustrasi, dan desain website asing dengan hadiah sejumlah uang tunai.

Keikutsertaan dalam berbagai kontes online itu dilakukan warga yang sebelumnya bekerja sebagai pengeruk pasir, tukang batu, sopir truk, kepala dusun, bahkan anak sekolah usia SMP.

"Kami, pemerintah bangga dengan aktivitas kreatif yang tumbuh. Hanya, kita perlu ingat bahwa bicara ekonomi kreatif tidak melulu soal ekonomi, tetapi perlu manajemen pengelolaan. Ini yang menjadi perhatian," ujarnya.

Harry menilai keikutsertaan warga dalam berbagai kontes online berbahasa Inggris itu perlu mendapatkan perhatian dari sisi kreativitas, dampak ekonomi, hingga sosial di wilayah setempat.

Selama ini, konpetisi kontestan desain berbasis digital itu telah menggeser mata pencaharian sejumlah warga hingga meningkatkan taraf perekonomian.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper