Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Desainer Kampung Menjamur, Dirjen Sebut Fenomena Langka

Kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Kampung Nusupan, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, mendapatkan apresiasi Kementerian Pariwisata setelah membuktikan keterlibatan warga dalam mengembangkan industri kreatif.
Pamuji Tri Nastiti
Pamuji Tri Nastiti - Bisnis.com 30 November 2014  |  00:17 WIB
Desainer Kampung Menjamur, Dirjen Sebut Fenomena Langka
Pakar Media Sosial Arie Haryanto dalam satu sesi seminar nasional 'Kreativitas Melintas Batas' yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (29/11/2014) malam. Arie menekankan pentingnya branding personal yang bisa dilakukan melalui media sosial. - Pamuji Tri Nastiti/Bisnis

Bisnis.com, MAGELANG— Kegiatan partisipatif 'Desainer Ing Kampung' di Kampung Nusupan, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, mendapatkan apresiasi Kementerian Pariwisata setelah membuktikan keterlibatan warga dalam mengembangkan industri kreatif.

Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu pengetahuan dan Teknologi Harry Waluyo menilai kerja kreatif berbasis digital oleh warga kampung di Salaman ini sebagai gebrakan baru.

"Ini fenomena langka terutama di bidang desain. Memang sudah banyak yang bertahun-tahun menggeluti, tetapi ini [di Salaman] yang monumental," ujarnya di sela acara Desainer Ing Kampung 28-30 November di Salaman, Magelang, Sabtu (29/11/2014) malam.

Sebagai informasi, lebih dari 200 warga di Salaman menggeluti aktivitas kreatif dengan mengikuti kontes desain logo, desain ilustrasi, dan desain website asing dengan hadiah sejumlah uang tunai.

Keikutsertaan dalam berbagai kontes online itu dilakukan warga yang sebelumnya bekerja sebagai pengeruk pasir, tukang batu, sopir truk, kepala dusun, bahkan anak sekolah usia SMP.

"Kami, pemerintah bangga dengan aktivitas kreatif yang tumbuh. Hanya, kita perlu ingat bahwa bicara ekonomi kreatif tidak melulu soal ekonomi, tetapi perlu manajemen pengelolaan. Ini yang menjadi perhatian," ujarnya.

Harry menilai keikutsertaan warga dalam berbagai kontes online berbahasa Inggris itu perlu mendapatkan perhatian dari sisi kreativitas, dampak ekonomi, hingga sosial di wilayah setempat.

Selama ini, konpetisi kontestan desain berbasis digital itu telah menggeser mata pencaharian sejumlah warga hingga meningkatkan taraf perekonomian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

industri kreatif
Editor : Setyardi Widodo

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top