Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BBM NAIK, Respons Dampak Tunggu Sepekan

Pelaku bisnis membenarkan kenaikan harga bensin bersubsidi memengaruhi ongkos distribusi barang tetapi untuk menentukan besarannya perlu pantauan lebih lanjut setidaknya sepekan ke depan.
Fully automatic filling machine untuk proses pembotolan air mineral produksi PT Pratindo Canggihmulia. /kemenperin.go.id
Fully automatic filling machine untuk proses pembotolan air mineral produksi PT Pratindo Canggihmulia. /kemenperin.go.id

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku bisnis membenarkan kenaikan harga bensin bersubsidi memengaruhi ongkos distribusi barang tetapi untuk menentukan besarannya perlu pantauan lebih lanjut setidaknya sepekan ke depan.

Produsen kemasan memperkirakan secara kasar kenaikan harga bahan bakar minuak (BBM) bersubsidi akan mendongkrak harga sekitar 5% - 10%. Tapi angka ini tidak bisa menjadi patokan karena harus melihat kondisi selama beberapa hari ke depan.

Manajer Pengembangan Korporat Badan Pengembangan Pengemasan Indonesia (BPPI) Alfred Satyahadi mengatakan gejolak terhadap biaya transportasi yang berujung kepada penaikan harga produk akan sangat terasa bagi pembungkus makanan dan minuman (mamin).

“Kenaikan harga nanti kami prediksikan mungkin 10% untuk kemasan makanan dan minuman. Kami sulit menentukan kalkulasi biaya [transportasi] dari kenaikan BBM,” tuturnya Jumat (21/11/2014).

Federasi Pengemasan Indonesa (IPF) juga mengemukakan hal senada dengan BPPI. Asosiasi ini memperkirakan kenaikan harga bergerak paling rendah 5% hingga terparah 10%. Pembungkus makanan dan minuman yang paling rentan terimbas adalah jenis plastik.

Pada sisi lain industri hilir kemasan seperti industri minuman sejauh ini bisa menahan fluktuasi biaya produksi akibat lonjakan tarif listrik, upah buruh, hingga bensin. Asosiasi Minuman Ringan (Asrim) menyatakan sampai akhir tahu produsen dapat menahan diri untuk tidak menaikan harga jual.

Sekretaris Asrim Suroso Natakusuma mengatakan produsen tidak bisa gegabah menaikkan harga. Ini disebabkan daya beli konsumen belum tentu bisa menjangkau harga baru. Jika ini yang terjadi justru penjualan minuman ringan bisa merosot.

“[Untuk mempertahankan harga jual] maka produsen minuman ringan melakukan efisiensi, misalnya dengan mengecilkan ukuran volume produk,” ucapnya.

Namun produsen minuman hanya bisa menahan sampai akhir tahun ini saja. Pada awal 2015 kemungkinan bakal ada penaikan harga atau mungkin seperti yang dikemukakan Suroso, perubahan ukuran produk.

Asrim mengaku belum bisa memastikan berapa penaikan harga yang akan diberlakukan. Yang pasti besarannya tidak akan begitu saja menyamai kenaikan biaya sejumlah faktor produksi dan distribusi. Apabila bensin subsidi naik 30% tak lantas produsen minuman menerapkan persentase yang sama.

“Kenaikan ongkos distribusi produk bisa 5% sampai 10% akibat kenaikan harga BBM, maka dilakukan efisiensi. Bagaimanapun industri perlu menyesuaiakan harga,” ujar Suroso.

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan pihaknya tengah berhitung ulang efek dari kenaikan BBM terhadap biaya distribusi. Selain efisiensi dengan cara mengubah ukuran dapat pula ditempuh dengan mengatur ulang pola pengiriman barang.

Pengiriman barang dari pabrik ke agen bisa mencari jalur yang lebih pendek, memanfaatkan moda transportasi lain yang lebih ekonomis, atau mengoperasikan truk yang lebih besar. Porsi biaya distribusi diperkirakan dalam ongkos produksi minuman ringan diperkirakan 15%.

“Bengkak [karena kenaikan harga BBM bersubsidi] jadi berapa harus kita lihat dulu dalam sepekan ini. Karena dari kenaikan bensin akan ada dampak lanjutannya,” tutur Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper