Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan output industri China melambat pada Oktober 2014, menandakan ekonomi terbesar kedua di dunia kehilangan momentum di tengah kemerosotan properti.
Badan Statistik Nasional China mencatat produksi pabrikan negeri itu meningkat 7,7% secara year-on-year, di bawah estimasi analis yang sebesar 8%. Penjualan ritel naik 11,5% dan investasi di fixed-asset sepanjang Januari-Oktober menguat 15,9%.
Para pembuat kebijakan telah menambahkan likuiditas dan rencana pengeluaran dipercepat, bahkan ketika bank sentral menahan diri dari penurunan suku bunga. China menuju tingkat ekspansi tahunan paling lambat sejak 1990.
"Meskipun stabilisasi tentatif, momentum pertumbuhan organik yang lemah masih memerlukan dukungan kebijakan tambahan,"kata Harrison Hu, ekonom UBS AG, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/11/2014).
Output pabrikan pada November 2014 tertekan oleh pembatasan terhadap industri dengan tingkat polusi intensif dan proyek konstruksi di Beijing dan lima provinsi di sekitarnya, menyusul niat pemerintah untuk udara yang lebih bersih dalam rangka penyelenggaraan APEC.