Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mempertimbangkan dilakukannya joint venture atau membentuk perusahaan patungan dengan negara asing untuk menggenjot harga olahan rumput laut jenis karaginan yang belum kompetitif di pasar internasional.
Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut. P. Hutagalung mengatakan keterbatasan teknologi dalam mengolah rumput laut menjadi karaginan merupakan masalah utama Unit Pengolahan Rumput Laut (UPRL) dalam negeri saat ini.
Di sisi lain, perusahaan rumput laut dari Tiongkok atau Filiphina dapat memproduksi karaginan dengan biaya produksi yang lebih rendah dari Indonesia, namun kualitasnya jauh lebih baik dari yang diproduksi di dalam negeri.
“Kita tau itu masalah teknologi, yang mereka punya warna putih sementara kita coklat. Ini yang membuat harga kita belum kompetitif, sementara yang di FIliphina itu kerjasama dengan Denmark untuk membuat karaginan seperti itu,” katanya, Selasa, (4/11/2014).
Dia mengatakan kerja sama sejenis tengah dikaji agar UPRL memproduksi karaginan sehingga bisa bersaing di pasar Internasional. Soalnya, kondisi ini menyebabkan kuota impor karaginan menjadi membengkak walaupun produksi rumput laut di dalam negeri melimpah.
Pada 2012, impor karaginan mencapai 247.767 kg dan meningkat menjadi 334.408 kg pada tahun lalu. “Kita bisa mencoba semacam joint venture itu, sehingga nantinya karaginan kita bisa bersaing. Nanti lama-lama teknologi itu kita bisa adopsi. Saat ini masalahnya di tidak bisa saja,” katanya.
Selain itu, Saut mengatakan upaya kerja sama beberapa perusahaan dalam negeri dengan negara seperti Swiss tengah dipetakan. Nantinya, dia mengharapkan perusahaan itu dapat mengadakan pelatihan dan menerjukan pakar untuk meningkatkan kemampuan pekerja dalam membuat Karaginan.
Saat ini, Saut mengatakan ada 37 UPRL yang beroperasi di Indonesia. Dari total itu, sebanyak 14 UPRL mengolah agar-agar, 21 UPRL mengolah rumput laut menjadi semi karaginan dan hanya 2 UPRL saja yang mengolah sampai tahap karaginan.
“Padahal, harga karaginan itu terpaut 5 sampai 6 kali lipat dari semi karaginan,” katanya.