Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2015, Produksi Jagung Ditarget Tembus 20 Juta Ton

Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung pada 2015 bakal mencapai 20 juta ton.

Bisnis.com, MOJOKERTO — Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung pada 2015 bakal mencapai 20 juta ton.

“Target tahun ini 19,3 juta ton sudah tercapai, kami berharap ke depan naik lagi seiring target kedaulatan pangan oleh pemerintahan baru,” ujar Kepala Subdirektorat Jagung Direktorat Budidaya Serealis Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Bambang Sugiharto di sela-sela peresmian program kemitraan PISAgro di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (4/11/2014).

Guna mengejar target tersebut, pihaknya fokus pada penggantian varietas benih jagung biasa ke hibrida. Dia menuturkan saat ini terdapat 14 juta hektare lahan jagung di Indonesia. Penggunaan varietas unggul, katanya, mampu memacu produksi panen hingga 5-10 ton per hektare.

Menurutnya hingga kini sebanyak 56% tanaman jagung sudah menggunakan benih hibrida. Namun Bambang tidak menampik harga benih jagung berkualitas tinggi masih tergolong mahal, yakni di atas Rp70.000 per kilogram.

“Idealnya memang di Rp50.000an atau 20 kali harga jagung pipilan. Kami imbau produsen benih bisa menurunkan karena akan membantu petani,” katanya.

Dia menilai proyek percontohan program kemitraan yang dijalankan PISAgro bersama Monsanto, Cargill, PT Bank Rakyat Indonesia, dan petani jagung di Mojokerto mampu menyokong peningkatan produksi jagung di Tanah Air bila terus dikembangkan ke wilayah yang lebih luas.

Proyek percontohan tersebut dimulai sejak Juni 2014 menggandeng 100 petani lokal dengan total lahan seluas 50 hektare. BRI menyediakan permodalan melalui skema kredit ketahanan pangan dan energi (KPPE) sebesar Rp305 juta dengan tingkat bunga 5,5% per tahun.

Dana tersebut salah satunya digunakan untuk membeli benih unggul dari Monsanto yang juga menyediakan pendampingan bagi petani. Harga benih jagung DEKALB 85 dipatok Rp73.000, sedangkan benih DEKALB 888 dijual Rp78.000 per kilogram.

Adapun dalam Cargill akan membali hasil panen jagung dengan harga di rentang Rp2.750 hingga Rp2.900 per kilogram. Perusahaan milik asing tersebut juga mendampingi petani untuk pengelolaan pascapanen. PISAgro mengklaim dari proyek percontohan tersebut petani meraih tambahan pendapatan hingga Rp2,9 juta per hektare.

Presiden Direktur Monsanto Indonesia Mauricio F. Amore mengatakan program kemitraan tersebut akan berdampak positif pada perusahaannya jika dikembangkan ke wilayah yang lebih luas. Dia menyebutkan kapasitas produksi Monsanto saat ini bisa mencapai 700.000 unit per tahun, dengan penjualan sebanyak 300.000 unit hanya di Indonesia.

Menurutnya kapasitas produksi Monsanto di Indonesia belum semua dimaksimalkan. Pihaknya berharap dapat memacu kapasitas produksi pada beberapa tahun mendatang. “Penjualan tahun depan juga kami harapkan bisa tumbuh 5-10%, tapi itu tergantung kondisi cuaca dan harga.”

Dia menegaskan harga benih jagung yang dipatok Monsanto saat ini sudah ideal. Dia mengklaim harga yang ditetapkan sebanding dengan nilai tambah yang diterima petani. “Saya rasa harga sekarang sudah cukup fair, kami bawa teknologi baru ke Indonesia,” ujarnya.

Country Head PT Cargill Indonesia Jean-Louis Guillou mengatakan kebutuhan jagung untuk produksi pakan ternak cukup besar. Menurutnya pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang cukup pesat turut memicu peningkatan permintaan produk protein hewani yang berujung pada kebutuhan pakan ternak yang lebih banyak.

Dia menuturkan untuk produksi pakan ternak Cargill membutuhkan 200.000 ton jagung per tahun. Sejauh ini pihaknya mampu memproduksi 500.000 ton pakan ternak per tahun dan diharapkan mencapai 900.000 ton pada 2020.

“Pangsa pasar pakan ternak kami di Indonesia saat ini baru 5-6%, mungkin bisa naik jadi 10% pada 2020, kami sudah berinvestasi banyak,” katanya.

Pada kesempatan yang sama Executive Director PISAgro Laksmi Prasvita mengatakan program kemitraan yang dikembangkan di Mojokerto murni komersial. Dia menegaskan hal itu perlu dilakukan agar petani terbiasa dengan manajemen yang baik termasuk dalam pelunasan kredit, pengelolaan tanaman serta penanganan pascapanen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper