Bisnis.com, JAKARTA — PT Summarecon Agung Tbk hanya mampu membukukan pertumbuhan laba sebesar 0,42% pada kuartal III/2014, menjadi Rp883,62 miliar dari Rp879,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diumumkan Kamis (30/10), pendapatan Summarecon Agung (SMRA) sebenarnya tumbuh cukup baik yakni mencapai 19,16% ke posisi Rp3,64 triliun. Peningkatan kinerja terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan sektor properti tahun ini.
Kenaikan laba bersih yang kurang dari 1% tertekan pos beban. Beban pokok penjualan meningkat sampai 25,52% menjadi Rp1,82 triliun dari setahun sebelumnya yang masih Rp1,45 triliun. Adapun beban usaha tercatat naik ke posisi Rp648,36 miliar dari Rp571,19 miliar pada September 2013.
Direktur Utama SMRA Johanes Mardjuki sebelumnya mengatakan optimis target pendapatan 2014 dapat terpenuhi. "Mudah-mudahan bisa," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Emiten properti yang mengandalkan konsep township ini mengincar revenue sebesar Rp4,1 triliun hingga Rp4,3 triliun.
Di sisi penjualan, perseroan masih membutuhkan Rp1 triliun di kuartal terakhir ini untuk memenuhi target marketing sales sepanjang tahun yang sebesar Rp4,5 triliun. SMRA menyatakan beberapa proyek residensial baru di Serpong dan sisa apartemen Springlake di Bekasi yang belum terjual bisa menutupi target.