Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menyatakan produksi semen beku atau sperma sapi jantan sedang mendapat banyak permintaan di pasar Internasional.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro mengatakan kualitas semen beku sapi dalam negeri diuntungkan dengan harga jual yang lebih rendah dibandingkan negara pengekspor lainnya.
“Saat ini, saja Timor Leste minta dilatih mengelola semen beku ini,” katanya, Kamis (23/10/2014).
Syukur menjelaskan harga semen beku Indonesia di pasar ekspor hanya US$4 per dosis, sedangkan Amerika Serikat dan Kanada mematok US$12 per dosis.
Dia mengatakan perbedaan itulah yang membuat pasar Internasional tengah mengalihkan permintaan, selain harga terjangkau, kualitasnya juga tidak kalah bersaing.
Syukur mencatat semen beku sapi jenis Brahman, Simental, dan Limousin paling banyak diekspor ke pasar Asia tengah, seperi Kirgiztan, Kazakhstan dan Afganistan.
“Selain itu Kamboja, Brunei Darusalam sampai Malaysia juga,” katanya.
Saat ini, ketersediaan semen beku telah melebihi kebutuhan atau mencapai swasemabda sejak 2012 lalu. Pada 2013, jumlah produksi semen beku di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang mencapai 5.199.604 dosis.
Adapun dari jumlah itu, sebanyak 2.712.361 dosis yang didistribusikan. Jumlah tersebut meningkat dari pada 2012 yang mencapai 4.979.849 dosis, dan yang terdistribusi sebanyak 3.831.730 dosis.
