Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Manggis, Nanas, Mawar, Paprika, Kentang Diunggulkan

Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini mengatakan pemerintah perlu mengkhawatirkan sektor hortikultura dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan
Manggis /herbzway
Manggis /herbzway

Bisnis.com, JAKARTA- Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini mengatakan pemerintah perlu mengkhawatirkan sektor hortikultura dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan.

Menurutnya, Indonesia dapat kalah dengan negara lain yang memiliki produk hortikultura lebih baik, seperti Thailand, Vietnam, atau Malaysia.

"Kualitas dengan packaging yang bagus, sistem, price. Ini harus diperbaiki, jika tidak akan kalah dengan negara lain. Jumlah penduduk kita ini banyak, bisa jadi pasar bagi negara lain," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (20/10/2014)

Dia menambahkan pemerintah Joko Widodo perlu membangun kembali kekuatan guna mengalahkan negara lain yang lebih unggul di sektor hortikultura. Menurutnya, sektor ini kurang mendapat perhatian pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dibanding negara lain, seperti Thailand, buah mereka jauh lebih unggul dalam hal harga, kemasan, dan kepastian suplai yang berkelanjutan. Panen bisa direkayasa. Kapan harus panen untuk berkelanjutan, katanya.

Untuk manggis, dia menanggapi volume produksi ini belum besar. Padahal, ini bisa menjadi pasar yang besar karena baru Indonesia dan Thailand yang memproduksi produk tersebut. Namun, untuk meningkatkan produksi manggis, dia juga menekankan pentingnya kualitas agar dapat mengalahkan Thailand pada MEA mendatang.

Selain itu, dia juga menjumpai beberapa produk, seperti nanas yang masih menggunakan varietas yang tidak unggul. Dia mengatakan hal ini juga menjadi faktor kualitas buah Indonesia masih kalah dengan negara lain. Padahal, nanas termasuk produk buah unggulan dari Indonesia.

Kemudian, bunga mawar, paprika, dan kentang. Ini juga besar potensinya. Tapi kita masih kalah dengan Thailand dan China, ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper