Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlu Dibuat Aturan untuk Memaksa Alih Teknologi

Industri elektronik termasuk bidang yang cepat dalam hal pembaruan teknologi. Setiap dua atau tiga tahun produsen melakukan pengembangan teknologi produk guna menghasilkan barang yang lebih canggih.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Industri elektronik termasuk bidang yang cepat dalam hal pembaruan teknologi. Setiap dua atau tiga tahun produsen melakukan pengembangan teknologi produk guna menghasilkan barang yang lebih canggih.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan tren tersebut perlu dibarengi peraturan yang bisa mendorong alih teknologi dari produsen asing kepada industri nasional.

Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat menyesuaikan tren industri yang ada. Regulasi yang diterapkan harus dapat memaksa terjadinya alih teknologi ke dalam negeri, misalnya menggunakan instrumen tingkat konten lokal.

“Transfer teknologi itu cuma ada di buku, yang kita lakukan adalah memaksa alih teknologi. Caranya macam-macam, salah satunya melalui aturan tingkat kandungan dalam negeri,” tuturnya, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Fokus manufaktur produk elektronik berbeda dengan otomotif yang tujuan utamanya memperkuat penguasaan pangsa di pasar domestik. Pasalnya serapan produk elektronik lebih di luar negeri lebih banyak dibandingkan dengan dalam negeri.

Budi menjelaskan penjualan elektronik konsumsi seperti mesin cuci, kulkas, AC, dan televisi di domestik sekitar US$3,5 miliar per tahun tetapi ekspor bisa mencapai US$7,5 miliar. Pasar ekspor utama elektronik buatan Indonesia misalnya Asean, Eropa, dan Amerika.

“Sebelum memproduksi di sini produsen akan memenuhi volume minimum order sehingga skala keekonomian terpenuhi. Skala keekonomian ini berbeda-beda setiap produk,” ujarnya.

Siklus pembaruan teknologi yang cepat lantaran produsen sendiri rajin memperbarui varian produk. Budi Darmadi menilai jika ingin bertahan maka produsen memang harus meninggalkan produk low-end lantas beralih ke high technology.

Salah satu contoh yakni di segmen elektronik televisi. Sejak pertengahan 2013 LG Indonesia resmi meninggalkan era produksi televisi layar cembung. Pasalnya harga produk ini meroket sedangkan tren harga televisi LCD semakin murah. Walhasil keuntungan dari penjualan televisi layar cembung tidak ekonomis lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper