Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

22 Ekor Sapi Brahman Jadi Bibit Ternak & Semen Beku Bersertifikat

Kementerian Pertanian meresmikan 22 ekor sapi Brahman bibit bersertifikat yang terdiri dari 8 ekor sapi jantan dan 14 ekor sapi betina yang digunakan untuk penghasil bibit ternak dan semen beku.
Bursa Sapi/Antara
Bursa Sapi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian meresmikan 22 ekor sapi Brahman bibit bersertifikat yang terdiri dari 8 ekor sapi jantan dan 14 ekor sapi betina yang digunakan untuk penghasil bibit ternak dan semen beku.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan jumlah itu menambah total ternak sapi bibit yang telah disertifikasi sejak didirikannya Lembaga Sertifikasi Produk (Ls Pro) Benih dan Bibit Ternak menjadi 233 ekor.

"Bibit sapi Brahman yang kita launching merupakan hasil dari proses panjang hingga disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk (Ls Pro) Benih dan Bibit Ternak" kata Suswono dari keterangan resmi yang diterima Bisnis (14/10/2014).

Suswono mengatakan hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 2009, pasal 13 ayat (4), bahwa setiap benih atau bibit beredar wajib memiliki sertifikat layak benih atau bibit.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro mengatakan saat ini Kementan memiliki 10 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbibitan yang terdiri dari 2 Balai Inseminasi Buatan, 1 Balai Embrio Transfer, serta 7 Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT).

"UPT Perbibitan menjadi ujung tombak penyediaan benih dan bibit ternak yang berkualitas", katanya.

Dia menjelaskan sapi betina bibit bersertifikat digunakan sebagai indukan penghasil ternak bibit, sedangkan sapi pejantan bibit unggul bersertifikat digunakan sebagai penghasil semen beku di Balai Inseminasi Buatan dan sebagai pejantan pemacek dalam intensifikasi kawin alam (INKA). 

Semen beku yang dihasilkan dari sapi pejantan bibit bersertifikat tersebut, lanjutnya, digunakan untuk optimalisasi peningkatan kelahiran ternak yang memiliki genetik baik melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB).

"Teknologi inseminasi buatan dan kualitas semen beku Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju.  Hal ini terbukti dengan banyaknya negara yang belajar di Balai Inseminasi Buatan Indonesia, dan mengimpor semen beku produksi dalam negeri," jelasnya.

Menurut Syukur, perbaikan perbibitan merupakan aspek strategis dalam perbaikan genetik ternak, guna mendukung peningkatan produktifitas ternak.  

"Apabila genetik ternak sudah bagus, maka tinggal didukung oleh pakan berkualitas, serta manajemen budidaya dan pelayanan kesehatan hewan yang baik untuk menghasilkan produksi yang optimal," katanya.

Dia mengatakan pembuktian tersebut terlihat dari telah dicapainya swasembada semen beku pada tahun 2012, dan swasembada sapi pejantan unggul pada tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper