Bisnis.com, JAKARTA – PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk. memperkirakan pembangkit listrik tenaga uap akan memberikan kontribusi pendapatan hingga 10% dari total pendapatan perseroan yang selama ini ditopang oleh penjualan batu bara.
Wim Andrian, Investor Relations Eksploitasi Energi, menjelaskan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih terus dikerjakan dan diperkirakan akan rampung pada tahun depan, atau molor dari rencana semula pada akhir tahun ini.
“Bisa dibilang molor karena ada negosiasi [untuk pembelian mesin] ketika dolar naik,” ujarnya, Rabu (8/10/2014).
Sebagai informasi, perseroan tengah mengerjakan dua proyek PLTU di Rengat dan Tembilahan. Selain karena pelemahan rupiah, permasalahan teknis juga masih menjadi kendala, seperti kondisi lahan berupa tanah gambut dan tingginya curah hujan.
Dia menjelaskan selama ini 95% pendapatan emiten berkode saham CNKO itu berasal dari penjualan batu bara yang sebagian besar dialokasikan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
“Kami punya total 17 kontrak batu bara hingga 2021 yang sebagiannya masih dalam proses negosiasi. Dari sebagian kontrak tersebut, kami harus memasok sebanyak total 42 juta ton batu bara,” paparnya.
