Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penahanan Restitusi Pajak Ganggu Target Penerimaan 2015

Upaya pemerintah mengendalikan restitusi sebesar Rp10 triliun untuk mengurangi shortfall pajak tahun ini diyakini dapat menambah beban bagi pemerintah baru dalam mengejar target penerimaan pajak 2015
Ekstensifikasi pajak/Ilustrasi
Ekstensifikasi pajak/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Upaya pemerintah mengendalikan restitusi sebesar Rp10 triliun untuk mengurangi shortfall pajak tahun ini diyakini dapat menambah beban bagi pemerintah baru dalam mengejar target penerimaan pajak 2015

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan langkah penahanan  restitusi tahun ini akan menyebabkan pemerintah baru kian sulit untuk mengejar target penerimaan pajak 2015.

“Sekarang saja performanya sedikit kelihatan baik, tetapi pada tahun depan penerimaan pajak akan berkurang Rp10 triliun. Tetapi, saya kira tidak ada yang positif dari penahanan restitusi ini, lebih banyak negatifnya,” katanya, Rabu (8/10/2014).

Yustinus menilai penahanan restitusi sudah tidak cocok lagi dilakukan pada zaman sekarang. Menurutnya, pemerintah tidak bisa melakukan langkah tersebut guna menjaga kepentingan good governance dan kepercayaanwajib pajak terhadap otoritas pajak.

Meski demikian, langkah penahanan restitusi dinilai kurang etis dan kontraprodukif karena mengurangi likuiditas wajib pajak. Bahkan, langkah tersebut berpotensi mengurangi penerimaan pajak pada tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya, rencana penahanan restitusi oleh pemerintah tersebut terungkap dari dokumen presentasi otoritas fiskal kepada Badan Anggaran (Banggar) DPR ketika membahas penerimaan perpajakan dalam nota keuangan 2015 pada pertengahan September lalu.

Pemerintah memperkirakan realisasi penerimaan pajak tahun ini hanya 92% dari target APBN-Perubahan 2014, atau dengan mencatatkan angka shortfall pajak—selisih antara target dan realisasi penerimaan sebesar Rp76 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper