Bisnis.com, JAKARTA--Sejalan dengan cita-cita peningkatan kinerja ekspor, produsen mebel berupaya menjajaki pasar baru.
Mebel buatan Indonesia selama ini banyak dijual ke Asean, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Eropa seperti Belanda dan Jerman. Kini pebisnis hendak memperdalam pemasaran di Afrika dan Timur Tengah. Pemasaran produk tentunya disesuaikan dengan karakter konsumen setempat.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menilai pasar ekspor satu dengan yang lain memiliki karakter yang berbeda.
"Konsumen negara maju umumnya menginginkan produk berkualitas tinggi dan sesuai dengan gaya hidup terkini," kata Ketua Komisariat Daerah Asmindo untuk Dewan Perwakilan Daerah Jawa Timur Liem Laurentius, di Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Pemerintah dan pebisnis berharap pamor mebel Indonesia terdongkrak melalui pameran khusus, seperti International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina). Gelaran selama 14 – 17 Maret 2015 diharapkan menghasilkan transaksi on the spot senilai US$600 juta.
"Kami canangkan roadmap revitalisasi industri permebelan Indonesia bersamaan dengan pambukaan pameran Iffina tahun depan," ujar Liem.
Iffina akan berlangsung di Eco Green park Senayan di areal 15.000 meter persegi. Pameran ini ditargetkan mampu menggaet minat 4.500 orang untuk berkunjung dari 100 negara. Pada tahun ini tercatat ada 4.500 orang pembeli dari 90 negara datang ke Iffina.
Iffina merupakan satu-satunya pameran yang mebel dan kerajinan di Indonesia yang disokong Asean Furniture Industri Council (AFIC). Negara lain yang menggelar pameran serupa dengan naungan AFIC ialah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura.