Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MODAL VENTURA: Tumbuh Lambat & Kurang Dikenal

Industri modal ventura tumbuh lambat dibandingkan dengan industri keuangan lainnya.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Industri modal ventura tumbuh lambat dibandingkan dengan industri keuangan lainnya.

Ketua AMVI Agus Wicaksono menuturkan pertumbuhan industri modal ventura di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan industri keuangan lainnya. Selain lambat berkembang, banyak masyarakat yang belum mengenal produk-produk modal ventura.

"Jumlah UKM yang bisa kami beri pendanaan sangat banyak. Sayangnya, modal kami terbatas. Ada beberapa kreditur yang bisa memberi modal, tetapi nilai [bunga] sangat tinggi sehingga nantinya akan memberatkan para pelaku UKM," ujar Agus di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.18/PMK.010/2012 tentang Modal Ventura hanya diperbolehkan memiliki tiga produk, yaitu penyertaan saham (equity participation), penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation), dan pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue sharing).

Lantaran keterbatasan sumber dana, Agus dan pengusaha modal ventura menawarkan solusi berupaexit mechanism. Langkah ini berfungsi agar UKM atau perusahaan pasangan usaha (PPU) mendapatkan modal tambahan. Salah satu caranya mendorong PPU untuk penawaran umum perdana (IPO).

Berbeda dengan perusahaan besar yang melakukan IPO secara utuh, AMVI justru mendorong UKM berkonsolidasi membentuk saham (fund) untuk dijual ke pasar. Entitas UKM terlalu kecil tidak akan dilirik oleh investor. Namun, kalau kita kumpulkan UKM-UKM tersebut tentu nilainya akan makin besar, imbuhnya.

Terkait sektor-sektor UKM, Agus mengatakan UKM yang berkeinginan untuk IPO sebaiknya memiliki nilai tambah (added value) sehingga mampu menarik perhatian investor. Salah satu sektor yang berpotensi berkembang adalah industri kreatif, khususnya bisnis di bidang teknologi informasi (TI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper