Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menjaga sasaran inflasi 2015 di kisaran 4% plus minus 1%, Bank Indonesia menggalak beragam cara mulai dari pengembangan klaster hingga memberikan bantuan kemandirian kepada narapidana (napi).
BI menggandeng Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) dengan membina pemanfaatan lahan lembaga pemasyarakatan (Lapas) dalam pengembangan komoditi ketahanan pangan dan holtikultura penyumbang inflasi yang dapat menunjang perekonomian daerah.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menuturkan sasaran inflasi 4% plus minus 1% pada tahun depan perlu dijaga, dan pada 2018 target inflasi di sasaran 3,5% plus minus 1%. "
"Kami akan memberikan CSR dan jumlahnya mungkin tidak besar, tetapi kami akan berusaha berkoordinasi dengan bank-bank untuk membantu kegiatan yang lebih produktif ke Lapas," ungkapnya, Kamis (18/9/2014).
Agus membandingkan laju inflasi negara tetangga yakni Filipina yang juga negara kepulauan sudah jauh lebih baik dari Indonesia. Menurutnya, laju inflasi Tanah Air belum sebaik di Filipina, disebabkan belum merubah mindset untuk mengendalikan volatile food.
Pada 2013, jumlah Lapas berkisar 254 dengan rata-rata penghuni 160.000 orang. Jika lahan Lapas dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian yang diolah napi, lanjutnya, napi akan memiliki keterampilan dan kemandirian sekaligus memiliki rasa percaya diri usai keluar dari penjara.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Barat dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak mengawali kerja sama peningkatan kemandirian narapidana.
BI juga bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) dan pemangku kepentingan setempat untuk memanfaatkan lahan lembaga pemasyarakatan dalam pengembangan komoditi ketahanan pangan.