Bisnis.com, SEMARANG — Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah mendesak kepada pemerintah baru untuk memperhatikan subsidi perumahan rakyat mengingat backlog diprediksi tembus 400.000 unit.
Ketua DPD REI Jateng MR Priyanto mengatakan mayoritas masyarakat di Jawa Tengah khususnya dengan penghasilan di bawah Rp4 juta/bulan sangat banyak. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah baru periode 2014-2019 mestinya lebih memperhatikan perihal perumahan rakyat
Data REI Jateng menyebutkan hingga semester I/2014 angka backlog atau kekurangan rumah di Jawa Tengah mencapai 350.000 unit. Sementara kemampuan pengembang untuk membangun rumah hanya 7.000 unit per tahun.
Adapun REI tahun ini menargetkan rumah terbangun sebanyak 10.000 unit atau sama seperti target 2013.
Menurutnya, hingga Agustus tahun ini tercatat rumah terbangun baru sebanyak 5.000-an unit.
“Kami belum menghitung angka backlog secara keseluruhan hingga akhir 2014. Kalau prediksinya [backlog] hampir mencapai 400.000 unit,” papar dia kepada Bisnis, Minggu (14/9/2014).
Priyanto mengatakan penghentian penyaluran subsidi FLPP untuk rumah tapak akan menambah beban bagi masyarakat kategori miskin. Sementara itu, keinginan pemerintah untuk mengembangkan rumah vertikal atau rumah susun dirasa sangat berat karena warga harus bisa menyicil angsuran minimal Rp7 juta per bulan.
DPD REI Jawa Tengah berharap pada pemerintahan baru untuk memberikan subsidi perumahan rakyat minimal 2% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Selama ini subsidi untuk rumah rakyat kurang dari 1%,” tuturnya.
Dewan Penasehat DPD REI Jawa Tengah Sudjadi mengatakan selama ini pemerintah kurang memperhatikan sektor perumahan rakyat. Apalagi, kebijakan pemerintah pusat yang bakal menyetop kredit pemilikan rumah (KPR) FLPP untuk rumah tapak.
Kepala BPPT Kota Semarang Sri Sumartini mengatakan dari total Rp6,2 triliun, kepeminatan di Kota Semarang mendominasi Rp5 triliun meliputi investasi di bidang perumahan, apartemen, rumah sakit, kawasan wisata, renovasi pasar, juga superblok dan kompleks perkantoran. Sisanya, kata dia, merupakan minat investasi di Kabupaten Semarang dan Kendal berupa pembangkit listrik tenaga surya, pengolahan kopi, dan kawasan industri. “Kota Semarang memiliki potensi di berbeda di beberapa wilayah dengan potensi dan minat yang tinggi pada sektor properti, hotel, apartemen, perumahan, dan pusat pembelanjaan atau mall,” paparnya.
Wakil Ketua Kadin Jateng Bidang Investasi dan Perhubungan Didik Sukmono menyatakan peluang investor terbuka di berbagai sektor khususnya properti dan industri olahan.“Kendalanya masih sama, perlu dorongan penguatan infrastruktur baik akses jalan, transportasi hingga kawasan industri,” terangnya.