Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata, 94% Alat Kesehatan Masih Diimpor

Ketertinggalan industri alat kesehatan dalam penguasaan teknologi membuat sektor ini hanya bisa memenuhi 6% kebutuhan domestik.
Ilustrasi/Terasmedan
Ilustrasi/Terasmedan

Bisnis.com, JAKARTA - Ketertinggalan industri alat kesehatan dalam penguasaan teknologi membuat sektor ini hanya bisa memenuhi 6% kebutuhan domestik.

Ketua Badan SDM dan Pelatihan Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Budi Prasetyo mengatakan 94% kebutuhan alat kesehatan (alkes) di dalam negeri dibeli dari luar negeri alias impor.

Hal itu disebabkan produsen alkes di dalam negeri baru bisa memproduksi peralatan yang rendah teknologi, seperti tempat tidur, meja operasi, kursi dorong, set infus, dan jarum suntik. “Tapi sekarang sudah mulai ke inkubator dan alat terapi respirasi astma,” tutur Budi, di Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Untuk mengembangkan produk alkes berteknologi tinggi membutuhkan riset dan pengembangan (research and development / R&D) lebih lanjut. Aspek inilah yang tak dimiliki produsen alkes domestik sehingga perlu difasilitasi pemerintah.

Rerata alat kesehatan buatan lokal memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) antara 50% - 60%, seperti tempat tidur, lemari, dan meja oeprasi. Tapi produk seperti jarum suntik masih tergantung kepada bahan baku impor sehingga konten lokalnya belum mencapai 50%.

Impor bahan baku berasal dari berbagai negara di antaranya China, Taiwan, dan Korea. “Demand terbesar alat kesehatan itu produk yang disposable, seperti set infus dan jarum suntik tetapi ini harganya kan murah,” ucap Budi.

Menurut dia komposisi alkes dalam biaya pengobatan seorang pasien tidak bisa dipersentasekan. Pasalnya nilai peralatan semacam ini akan terdepresiasi seiring waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper