Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mari Pangestu: Siapa pun Menparekraf Kabinet Jokowi, Harus Lihat China

China (Guangdong) International Tourism Mart (CITM) 2014 merupakan pameran pariwisata terbesar di provinsi Guangdong yang bersifat trade dan consumer show. CITM diikuti 50 negara dari 3.000 exhibitor dengan kunjungan publik sejumlah 500.000 pengunjung/hari.
Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu

GUANGZHOU - China (Guangdong) International Tourism Mart (CITM) 2014 merupakan pameran pariwisata terbesar di provinsi Guangdong yang bersifat trade dan consumer show. CITM diikuti 50 negara dari 3.000 exhibitor dengan kunjungan publik sejumlah 500.000 pengunjung/hari.

Bisnis mewawancarai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pengestu di tengah pameran itu. Berikut petikannya:

Bisa dijelaskan potensi pasar pariwisata Tiongkok?

Tiongkok merupakan pasar terbesar pariwisata dunia. Tahun lalu, ada
100 juta wisatawan asal Tiongkok yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar US$100 miliar. Target saya hanya 1 juta wisatawan tahun ini bisa datang ke Indonesia. Sampai Juni tahun ini, sudah mencapai
451.802 orang. Biasanya pada semester II kehadiran mereka lebih tinggi.

Mengapa Tiongkok yang menjadi prioritas promosi pariwisata Indonesia di luar negeri?

Memang wisatawan paling banyak datang dari Singapura, Malaysia, dan Australia. Namun promosi di Tiongkok terus digenjot mengingat potensinya paling besar dan kami terus menggenjot promosi untuk mencapai target kunjungan sejuta wisatawan dengan devisa sebesar
Rp10,4 triliun. Saya optimistis target itu bakal tercapai.

Apa strategi pemasaran di Tiongkok ini agar lebih efektif?

Karena Tiongkok begitu besar maka promosi dilakukan di beberapa provinsi. Tahun lalu empat provinsi, tahun ini naik jadi enam provinsi. Khusus untuk Guangzho menjadi prioritas mengingat lebih dari 50% wisatan dari Tiongkok ke Indonesia berasal dari provinsi ini.
Jadi, kerja sama bukan hanya dilakukan antarnegara, tetapi juga antarprovinsi dan antarindustri.

Apa masalah mendasar yang menghambat program promosi?

Ada dua masalah besar yaitu bahasa dan SDM [sumber daya manusia]. Solusinya adalah membuat brosur dan website dalam bahasa Mandarin sehingga memudahkan para calon wisatawan dari Tiongkok. Sedangkan mengatasi masalah SDM dengan cara mengirim sumber daya manusia pariwisata ke Tiongkok untuk ditraining agar memahami budaya dan karakter calon wisatawan. Kerja sama dilakukan bukan hanya antarnegara, tetapi antarprovinsi dan antarindustri.

Soal visa juga merupakan masalah penting dalam mempermudah wisatawan ke Indonesia. Apakah menjadi hambatan?

Dalam pengurusan visa warga negara Tiongkok ke Indonesia relatif mudah. Konsulat Jenderal RI di Guangzhou menjamin mengurus visa hanya 2 jam selesai, bisa ditunggu. Di luar jam kantor, bahkan hari libur, visa bisa diurus. Lagi pula sistem online sudah berjalan dengan baik sehingga memudahkan warga Tiongkok. Pelayanan pengurus visa dilakukan secara optimal sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Begitu pun sebaliknya, bagi WNI yang mengurus visa di Kedubes Tiongkok idealnya dipermudah, sehingga resiprokal visa free dapat berjalan dengan baik. Jika demikian program fast and secure visa bisa sukes.

Bagaimana perkembangan mengenai bebas visa?

Pemerintah sedang membahas pembebasan visa bagi wisatawan dari kedua negara. Saat ini wisatawan asal Tiongkok bisa mendapatkan visa on arrival di beberapa pintu masuk Indonesia. Tiongkok sendiri telah memberlakukan bebas visa untuk kunjungan kurang dari 72 jam atau 3 hari. Tujuannya adalah untuk perjalanan bisnis, kalau untuk wisata ke Tiongkok tentu tidak cukup kalau hanya 3 hari.

Oh ya, pemerintahan segera berakhir, bagaimana sebaiknya rencana strategis Kemenparekraf pada pemerintahan baru?

Siapa pun menterinya harus lihat Tiongkok karena wisatawan paling banyak di dunia. Harus ada strategi khusus dengan upaya memberikan insentif bagi warga Tiongkok seperti yang selama ini berjalan.

Pewawancara: Lahyanto Nadie

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lahyanto Nadie
Editor : Lahyanto Nadie

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper