Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI SAWIT: Petani Minta Pemerintah Genjot Sertifikasi Minyak Lestari

Kalangan petani mengaku manfaat telah dirasakan oleh para produsen sawit yang memiliki sertifikasi minyak lestari.

Bisnis.com, BANDUNG -- Kalangan petani kelapa sawit mendesak pemerintah untuk menggenjot sertifikasi minyak sawit lestari guna mendongkrak pendapatan.

Kalangan petani mengaku manfaat telah dirasakan oleh para produsen sawit yang memiliki sertifikasi minyak lestari. Selain dari sisi harga, sertifikasi minyak lestari turut meningkatkan efisiensi dan keuntungan para petani.

Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengaku pihaknya sudah dapat merasakan keuntungan yang didapat dari penerapan sertifikasi minyak lestari.

"Tidak hanya di perkebunan inti, namun sertifikasi minyak sawit lestari juga dimiliki oleh para petani plasma yang tergabung dalam Apkasindo," kata Asmar kepada Bisnis, Rabu (3/9/2014).

Meski tidak merinci, dia memaparkan, harga premium yang didapat dari penjualan minyak sawit lestari tersebut bervariasi tergantung dari perusahaan pembeli.

Keuntungan lain yang didapat akibat penerapan sertifikasi minyak sawit lestari ini adalah margin pendapatan yang diterima.

"Mereka menerapkan praktik di lapangan menjaga lingkungan dengan baik, pupuk tidak berlebihan, efisiensi produksi. Penghasilan mereka akan mencapai titik optimum," ujarnya.

Asmar mengatakan seluruh perkebunan Apkasindo yang berada di Riau, Jambi dan Sumatera Utara telah mendapatkan sertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).

"Sementara untuk sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), ditargetkan tahun ini akan rampung seluruhnya," kata Asmar.

Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia Jawa Barat menilai komoditas kelapa sawit tidak cocok dikembangkan di kawasan itu.

Bagian Pemasaran MAAI Jabar Iyus menyatakan kondisi iklim di Jabar membuat kelapa sawit kurang optimal jika dikembangkan.

“Kelapa sawit sangat membutuhkan air yang banyak. Untuk kelapa sawit rata-rata membutuhkan bulan kering 4 bulan, sementara di Jabar bulan kering hanya sebentar,” katanya.

Dia menjelaskan kondisi iklim di Sumatra sangat mendukung untuk terus mengembangkan kelapa sawit karena wilayahnya memotong garis khatulistiwa hingga 45 derajat.

Sehingga hujan terus terjadi yang membuat tanaman menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang bagus.

“Kalau memang di Jabar ingin mengembangkan kelapa sawit, tentunya kandungan air tanahnya harus tinggi,” urainya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper