Bisnis.com, JAKARTA –Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan produksi udang dalam negeri sampai Juli 2014 berkisar antara 280.000-300.000 ton atau belum memenuhi 50% target produksi akhir tahun sebesar 690.000 ton.
Meski demikian, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto tetap optimistis produksi udang akhir tahun dapat melampaui target. Pasalnya, pencapaian produksi paruh pertama yang belum maksimal disebabkan masalah musiman yaitu banjir pada awal tahun lalu.
“Sekarang belum 50% karena awal tahun kan banjir besar, kedepannya pencapaian semester 2 akan bagus,” katanya saat dihubungi Bisnis, (27/8/2014).
Dia mengatakan revitalisasi tambak udang selama ini mendorong kenaikan produksi udang setiap tahunnya. KKP mencatat, pada 2011 produksi udang nasional mencapai 400.385 ton, 2012 meningkat menjadi 457.600 ton dan 2013 meningkat signifikan hingga 639.589 ton.
Dia mengatakan perkembangan revitalisasi tambak udang sudah mulai memanen dan menebar benih hingga 2 sampai 3 kali sampai tengah tahun.
“Perkembangannya, dari 540 hektar lahan tahun 2013 di Pantura Jawa, NTB, Sulsel sudah mulai panen sekarang, ada juga yang sudah menebar benih,” katanya.
Sejak 2012,Slamet menjelaskan total lahan tambak yang direvitalisasi mencapai 1.540 hektar, dengan rincian 1000 hektar pada 2012 dan 540 hektar pada 2013.
Adapun program tersebut memberikan dampak pada penambahan luas lahan tambak hingga 1.140 hektar. Sebanyak 760 hektar di Banten dan Jawa Barat pada 2012 dan 282 hektar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Lampung pada 2013.
“Dan penambahan tambak sebanyak 120 hektar di Aceh Timur, Bombana, Sambas, Polman, Kulon Progo, Bantul, Purwerejo, Tasikmalaya, Pangandaran dan Penajam Paser Utara,” katanya.
Dia mengatakan kenaikan jumlah produksi akan semakin terlihat pada 2015 karena lahan tambak percontohan tersebut kini memasuki masa pemantapan yang langsung diatur daerah.
“Pada 2014, hanya sekitar 100 hektar soalnya ini kan tinggal meneruskan saja. Percontohan ini sudah kita buat sejak 2012, jadi ini tinggal pemantapan saja, target percontohan kini langsung oleh daerah, sekarang pusat tidak lagi mengatur,” katanya.