Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan sektor perikanan budidaya kini telah menjadi alternatif utama usaha masyarakat.
Menurutnya, hal tersebut didukung oleh iklim usaha pembudidayaan ikan yang bersahabat dari kalangan manapun.
"Modal relatif kecil, teknologi sederhana, pada lahan marginal seperti pekarangan sehingga sangat sesuai untuk pengembangan ekonomi kerakyatan," katanya dalam pembukaan Indonesian Aquaculture, Jakarta, (26/8/2014).
Dia mencontohkan pembudidaya lele yang memiliki penghasilan bersih Rp 4juta per bulan dengan 4 buah kolam berukuran 12 m2 saja. Begitu juga dengan pembudidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur yang dapat menghasilkan Rp 7juta per bulan dengan teknologi yang sederhana.
Sharif juga mengatakan bahwa kesejahteraan pembudidayaan ikan meningkat, sehingga hal tersebut merupakan langkah yang baik untuk mendorong perkembangan usaha perikanan budidaya.
"Tercermin dari peningkatan nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) yang cenderung baik dengan nilai diatas 100. Pada 2013 NTPi yang dicapai 104,7 atau 100,67% dari target yang ditetapkan," katanya.
Hal tersebut selaras dari terus meningkatnya rumah tangga perikanan/ perusahaan perikanan (RTP/PP) budidaya yang terus meningkat tiap tahunnya.
"Jumlah RTP perikanan budidaya cenderung meningkat pada 2013 mencapai 1.771.500 RTP," katanya.
Peningkatan RTP selalu terjadi setiap tahunnya. Sebelumnya, data KKP mencatat RTP tahun 2012 sebesar 1.670.447.