Bisnis.com, PEKANBARU—Pakar gambut asal Jepang menilai Indonesia termasuk negara terdepan dalam pengelolaan sumber daya lahan gambut secara berkelanjutan karena sudah mengaplikasikan berbagai teknologi yang tepat.
Guru besar ekologi hutan Universitas Kyoto Jepang Hisao Furukawa mengemukakan lahan gambut di Indonesia yang banyak berada di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra bisa dimanfaatkan dengan mengunakan teknik yang tepat.
"Pengalaman dan pemahaman pengelolaan gambut di Indonesia sangat memadai sehingga bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan," katanya di Pekanbaru (23/7).
Hisao Furukawa dan koleganya Isamu Yamada ditemani pakar tanah dan gambut IPB Basuki Sumawinata sebelumnya melakukan studi banding pada areal hutan tanaman industri (HTI) di lokaso konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang berada di lahan gambut di Pelalawan, Riau selama 2 hari. Furukawa dan Yamada berpengalaman lebih dari 50 tahun dan telah mengunjungi hutan-hutan di seluruh dunia.
Furukawa mengaku terkejut dengan pertumbuhan ekonomi di Pelalawan. Dia menyatakan saat pertama kali berkunjung 30 tahun lalu, dia hanya melihat 1-2 rumah dengan jarak yang berjauhan.
"Kini ada banyak bangunan, toko, dan kesejahteraan masyarakat tumbuh pesat. Hal itu diperoleh dari pengelolaan lahan gambut yang baik," katanya.
Furukawa mengatakan kunci dari pengelolaan gambut adalah tata air untuk mencegahnya mengalami kekeringan dan subsidensi. Pemilihan jenis tanaman juga menentukan demi mengoptimalkan produksi tanaman yang dibudidayakan.
Adapun Deputy Director Sustainability RAPP Dian Novarina menyatakan pihaknya kini bergerak lebih maju dalam pengaturan tata air dengan menggunakan teknologi pintu air otomatis.
"Teknologi itu mengendalikan tinggi air secara real time, menggantikan pemantauan muka air yang dilakukan secara manual, dengan menerapkan pengendalian jarak jauh. Ini memastikan pengaturan muka air di kawasan HTI yang dikelola, dapat dilakukan secara lebih akurat," ujarnya.
Dian menambahkan pihaknya juga mengatur bentang alam dengan melakukan kajian hutan bernilai konservasi tinggi untuk perlindungan keanekaragaman hayati di areal HTI yang dikelola. Saat ini setidaknya 250.00 hektare areal yang dikelola RAPP dipertahankan untuk berfungsi konservasi.
"Diperlukan kolaborasi semua pihak dan pemangku kepentingan untuk perlindungan lahan gambut. Pengelolaan lahan gambut dengan bijaksana menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa fungsi ekosistem dari lahan tersebut tetap terjaga dimasa mendatang," kata Dian.
Indonesia adalah pemilik lahan gambut tropika terluas dengan 14 juta hektare. Potensi tersebut, kata Basuki bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan ditengah terbatasnya lahan untuk budidaya tanaman.
Dia mengakui, ada sejumlah kesalahan praktik pengelolaan gambut di era orde baru. Hal itu menjadi peajaran dan tidak terulang lagi saat ini. "Tugas pemerintah memastikan mereka yang mengelola gambut menerapkan teknologi tata air secara ketat," katanya.