Bisnis.com, JAKARTA--Maskapai Susi Air berkomitmen untuk tidak melakukan penerbangan pionir komersial ke daerah remote karena kecewa pemerintah tidak memberikan proteksi atas jerih upaya mereka
Direktur Utama Susi Air, Susi Pujiastuti mengatakan pihaknya kapok untuk melakukan penerbangan pioner komersial ke daerah remote karena berdasarkan pengalaman, saat pasar mulai terbentuk, maskapai lain dengan pesawat berukuran lebih besar mencaplok pangsa pasar Susi Air.
“Kami tidak mau lagi menjadi penerbangna pionir karena belum dua tahun, sudah masuk maskapai lain . Akhirnya kami tersingkir,” ujarnya, Rabu (21/8/2014).
Informasi terakhir, Susi Air telah menutup rute penerbangannya dari dan menuju Kutai Barat. Bahkan Susi Air sudah menutup layanannya ke Kutai Barat sejak empat bulan yang lalu. Hingar bingar jasa penerbangan di Kutai Barat sejak dua tahun yang lalu sudah mulai menyusut menjadi salah satu penyebab penutupan rute ini.
Dia mencontohkan, rute Tarakan-Malinau atau Samarinda-Malinau di Kalimantan Timur. Beberapa tahun silam, maskapai yang memfokuskan diri untuk menghubungkan daerah remote itu berinisiatif menjadi pionir untuk menghubungkan tempat-tempat tersebut.
“Setelah itu jumlah penumpang bertumbuh dan cukup bagus,” ujarnya.
Akan tetapi, petaka kemudian menghampiri kala pihak regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan memberikan slot terbang tambahan bagi maskapai lain pada rute-rute tersebut. Menurut Susi, sah-sah saja jika ada maskapai lain masuk pada rute tersebut.
Akan tetapi, yang dia risaukan adalah jenis pesawat yang digunakan oleh maskapai tersebut yakni bermesin jet semisal ATR bahkan Boeing 737 dan memiliki kapasitas jauh lebih besar dari pesawat jenis Cessna Grand Caravan yang banyak dioperasikan Susi Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
