Bisnis.com, JAKARTA -- Posisi utang luar negeri per akhir Juni 2014 tercatat US$284,9 miliar, naik US$8,6 miliar atau 3,1% dalam 3 bulan.
Bank Indonesia dalam publikasinya, Rabu (20/8/2014), menyatakan peningkatan posisi ULN itu terutama dipengaruhi oleh naiknya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan baik oleh sektor swasta (US$4,2 miliar) maupun sektor publik (US$1,2 miliar) .
Selain itu, pinjaman luar negeri sektor swasta (US$1,6 miliar) yang melampaui turunnya pinjaman luar negeri sektor publik (US$0,8 miliar).
"Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 32,33% pada kuartal/2014 menjadi 33,86% pada Juni 2014."
Sementara itu, debt service ratio (DSR) atau rasio total pembayaran pokok dan bunga ULN relatif terhadap total penerimaan transaksi berjalan meningkat dari 46,42% pada kuartal I/2014 menjadi 48,28% pada Juni 2014.
Bila dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, posisi ULN meningkat US$26,9 miliar atau 10,4% dari US$258 miliar. Peningkatan tersebut terutama disumbang oleh kenaikan pinjaman luar negeri sektor swasta senilai US$13,6 miliar serta surat utang sektor publik US$9,4 miliar.
Posisi ULN Indonesia pada akhir Juni 2014 terdiri atas ULN sektor publik sebesar US$131,7 miliar atau 46,2% dari total ULN dan ULN sektor swasta US$153,2 miliar atau 53,8% dari total ULN.
Posisi ULN kedua sektor tersebut masing-masing meningkat 0,9% dan 5,1% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal I/2014 sebesar US$130,5 miliar dan US$145,7 miliar.
Berdasarkan jangka waktu, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang sebesar 82,4% dari total ULN atau US$234,8 miliar, meningkat US$5 miliar dibandingkan dengan posisi akhir kuartal I/2014 senilai US$229,8 miliar.
Pada akhir Juni 2014, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai US$124,3 miliar atau 94,4% dari total ULN sektor publik, sedangkan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat US$110,5 miliar atau 72,1% dari total ULN swasta.
Sementara itu, ULN berjangka pendek US$50,1 miliar atau 17,6% dari total ULN, meningkat 7,9% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal I/2014 sebesar US$46,4 miliar.
Pada sektor swasta, posisi ULN akhir Juni 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, dan pertambangan.
Posisi ULN ketiga sektor tersebut masing-masing US$42,6 miliar, US$30,9 miliar, dan US$27,2 miliar. Bila dibandingkan dengan kuartal I/2014, posisi ULN ketiga sektor tersebut masing-masing tumbuh 7,9%, 3,2%, dan 6,7%.
"Bank Indonesia memandang bahwa perkembangan ULN sampai Juni 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal meskipun perlu terus diwaspadai."
Bank Indonesia akan tetap memantau dan memperkuat kebijakan pengelolaan ULN, khususnya ULN swasta, sehingga ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makroekonomi.