Bisnis.com, MAKASSAR - Makasapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia menjajal model bisnis pemaduan moda transportasi udara dan laut dalam melayani pergerakan penumpang di wilayah timur Indonesia.
Pengembangan pelayanan tersebut diterapkan di Papua dengan menyasar penumpang yang berada di sejumlah pulau di sekitar Pulau Biak, Papua Barat.
Rosyinah Manaf, Vice President Domestic Region IV, menjelaskan kerjasama dilakukan dengan operator kapal express yang berbasis di Papua, PT Belibis Mandiri, yang bakal menjadi feeder perseroan untuk pelayanan di Biak.
"Mitra kami ini akan menempatkan kapal cepat yang akan mengangkut penumpang dari dan atau menuju pulau di sekitar Biak yang belum bisa dijangkau dengan pesawat kami," katanya di Makassar, Senin (18/7/2014).
Menurutnya, selain diestimasi mampu mendorong peningkatan load factor maskapai, kerjasama tersebut akan lebih membangun konektivitas antarpulau maupun akses transportasi di Papua.
Kerjasama perseroan dan Belibis Mandiri Papua tersebut berdurasi 1 tahun dengan opsi pengembangan dan perpanjangan kerjasama.
Untuk tahap awal, Belibis akan menempatkan kapal cepat yakni KM Express Bahari berkapasitas 300 penumpang untuk mengangkut penumpang dari pulau Waropen dan Serui.
Kapal tersebut selanjutnya akan disesuaikan dengan jadwal pemberangkatan dan kedatangan pesawat Maskapai di Biak sehingga integrasi antar moda memudahkan para penumpang.
"Di wilayah ini, hanya Biak yang mempunyai bandara representatif, sehingga memang harus ada integrasi seperti ini," kata Manaf.
Adapun, perseroan mencatat pergerakan penumpang yang melalui Bandara Frans Kasiepo Biak secara rerata mencapai 400 penumpang per hari.
GM Garuda Indonesia Branch Biak I Wayan Supatrayasa mengemukakan kerjasama itu diharapkan pula akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dalam skala yang lebih besar, katanya, perseroan akan berencana melakukan promosi ke Jepang untuk penerbangan ke Biak termasuk penambahan pelayanan melalui kerjasama dengan Belibis.
"Apalagi di Biak itu terdapat museum perang dunia II, di mana waktu itu Jepang menjadikan daerah ini salah satu pusat komando," katanya.
Di sisi lain, Wayan mengatakan jika model pelayanan integrasi itu akan diterapkan di wilayah lain sesuai dengan kondisi geografis dan tingkat pergerakan penumpang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
