Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gula Anjlok, APTRI Terancam Tak Mampu Bayar Talangan

Harga pada lelang di dua di pabrik gula (PG), Krebet Baru dan Kebun Agung, anjlok sehingga berdampak Asosiasi Petani Rakyat Indonesia (APTRI) tidak mampu membayar dana talangan bagi petani tebu yang menjadi peserta program tersebut.

Bisnis.com, MALANG—Harga pada lelang di dua di pabrik gula (PG), Krebet Baru dan Kebun Agung, anjlok sehingga berdampak Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) tidak mampu membayar dana talangan bagi petani tebu yang menjadi peserta program tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengatakan lelang gula di dua PG tersebut pada pekan lalu harganya hanya mencapai Rp8.100/kg, jauh harga patokan talangan sebesar Rp8.500/kg.

“Bahkan sebelum Lebaran, harga lelang tidak bisa terangkat, hanya mencapai Rp8.400/kg,” kata Tomie di Malang, Kamis (7/8/2014).

Padahal ekspetasi petani, harga lelang menjelang Lebaran bisa mencapai di atas Rp8.500/kg dengan kisaran di angka Rp9.000/kg. Harapan itu dikaitkan peningkatan kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada perayaan Lebaran.

Jika harga lelang mencapai angka di atas Rp8.500/kg, pada lelang di bulan-bulan berikutnya bisa terdongkrak naik.

Namun sebaliknya, jika pada lelang gula menjelang Lebaran pun harganya masih rendah, maka sulit harga lelang gula bisa terdongkrak naik.

Dia memprediksikan, hingga akhir musim giling pada Oktober, harga lelang di bawah Rp8.500/kg, harga patokan petani tebu.

Rendahnya harga lelang, dia menduga, karena gula rafinasi yang mestinya hanya untuk memenuhi konsumsi industri merembes ke pasar dalam jumlah besar.

Dampaknya, permintaan terhadap gula kristal menjadi berkurang sehingga menekan harga komoditas tersebut, setidaknya di tingkat lelang di PG. Karena itulah, pemerintah diminta konsisten memenuhi janjinya untuk memperketat impor gula rafinasi.

Impor terhadap gula tersebut harus benar-benar hanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman, tidak boleh merembes ke pasar. Dengan begitu, harga gula kristal di pasar bisa stabil dan petani tetap antusias menanam tebu.

Menurut Tomie, jika harga lelang gula di PG terus di bawah Rp8.500/kg, kemungkinan ATPRI hanya mampu menalangi kerugian petani hanya selama 2 bulan.

Selebihnya, ATPRI diperkirakan tidak mampu lagi membayarkan dana talangan bagi petani tebu karena nilai dananya sangat besar.

Dia juga khawatir jika harga lelang gula terus memburuk, petani dikhawatirkan tidak lagi berminat menanam tebu di Kab. Malang. Mereka akan beralih ke tanaman lain yang dinilai lebih menguntungkan, seperti padi.

Padahal, selama ini Kab. Malang dinilai sebagai salah satu sentra tanaman tebu terpenting di Jatim. Luasan lahan di daerah tersebut yang ditanami tebu mencapai sekitar 45.000 hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper