Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan pelaku usaha di Tanah Air mencatat beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah utama pemerintahan baru. Pada umumnya berkenaan dengan daya saing sektor industri dalam negeri.
Peneliti dari Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri Ina Primiana berpendapat sebaiknya presiden dan wakil presiden pemenang pemilu langsung memfokuskan diri ke sektor padat karya dan pemenuhan kebuthan domestik.
"Industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil, alas kaki, furnitur, dan juga harus membangun industri subtitutor bahan baku impor," tuturnya saat dihubungi Bisnis, akhir pekan ini.
Aksi cepat tanggap yang perlu dilakukan pemerintah mendatang, ke semua sektor industri, ialah memberikan kemudahan perizinan. Hal ini dibarengi dengan sinergi pelaksanaan kebijakan di berbagai daerah.
Harmonisasi kebijakan yang dimaksud mencakup skala lintas kementerian yang kerap tidak kompak. Sinergi ini diharapkan bisa menciptakan sinkronisasi antarkebijakan yang ada di masing-masing kementerian.
"Sinergi dibutuhkan untuk membangun industri di daerah agar tercipta perluasan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran dan kemiskisnan," ujar Ina.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia yang bekerja pada Februari tahun ini 118,17 juta orang.
Jumlah ini meningkat 1,73 juta orang dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu sebanyak 116,44 juta orang.
Perluasan lapangan kerja perlu menjadi bagian dari aksi cepat tanggap presiden mendatang lantaran banyak rakyat yang menganggur. Pada bulan kedua tahun ini terdapat 7,15 juta penganggur.
"Pekerjaan rumah juga adalah percepatan sekaligus perbaikan infrastruktur dan konektivitas," ucap Ina.
Hal ini dibutuhkan industri karena perbaikan infrastruktur serta kelancaran konektivitas bakal menghemat biaya logistik sekaligus meningkatkan daya saing RI.
Tidak hanya mendorong pertumbuhan industri-industri padat karya, pemerintah juga harus menggenjot perkembangan sektor pendukungnya.
Ini bertujuan untuk menekan volume impor barang utuh dan ekspor bahan baku.