Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan NTP Sepanjang Semester I/2014 Stagnan

Badan Pusat Statistik mengungkapkan nilai tukar petani (NTP) sepanjang semester I/2014 hanya mencapai 101,98, atau turun 3,11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 105,28.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik mengungkapkan nilai tukar petani (NTP) sepanjang semester I/2014 hanya mencapai 101,98, atau turun 3,11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 105,28.

Tren pergerakan NTP semester I/2014 cenderung stagnan dengan mencatatkan kenaikan hanya 0,03% sejak NTP Januari di level 101,95. Meskipun demikian, kinerja NTP tersebut masih lebih baik ketimbang pergerakan sepanjang semester I/2013 yang turun 0,39%.

Deputi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Wynandi Imawan mengatakan pergerakan NTP sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan angka miskin. Hal itu dikarenakan sebagian besar warga miskin berprofesi petani.

“Yang dibayar petani itu kan inflasi. Sementara yang diterima petani adalah bagaimana petani itu dimudahkan pekerjaannya. Jadi pilihan pemerintah itu menekan inflasi atau meningkatkan insentif bagi para petani dalam pekerjaannya,” katanya, Selasa (01/07/2014).

Dia mencontohkan insentif yang dibutuhkan oleh petani, a.l. misalnya insentif seperti kemudahan akses pasar, perbaikan sarana produksi, penyaluran subsidi benih, dan subsidi pupuk. Meskipun demikian, dia menilai insentif tersebut dapat berjalan optimal.

Menurutnya, insentif pemerintah seperti subsidi benih maupun pupuk seringkali tidak tepat sasaran, sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Pada akhirnya, subsidi pemerintah tersebut justru lebih banyak menguntungkan sekelompok orang.

Di samping itu, BPS mencatat rata-rata upah buruh tani nominal pada Juni 2014 sebesar Rp44.430 per hari, naik 0,26% dibandingkan dengan Mei 2014 sebesar Rp44.314 per hari. Meskipun demikian secara riil, upah buruh tani justru turun 0,47% menjadi Rp39.330 akibat tekanan inflasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Taufik Wisastra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper