Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengusulkan pinjaman senilai 78 juta Euro atau setara dengan Rp1,25 triliun (jika memakai kurs Rp16.000 per Euro) untuk membangun 18 unit rumah sakit di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan usulan pinjaman itu akan digunakan untuk menunjang dana pembangunan 18 unit RS di Aceh.
Dia memaparkan Pemerintah Provinsi Aceh berencana membangun sejumlah paket rumah sakit di wilayahnya, terdiri atas dua unit rumah sakit rujukan provinsi, lima unit rumah sakit regional wilayah, dan 11 rumah sakit kabupaten/kota.
Pembangunan tersebut diproyeksikan akan menghabiskan dana total senilai 118 juta Euro atau setara dengan Rp1,88 triliun (kurs Rp16.000 per Euro).
“Total dana yang diajukan 118 juta Euro. Dari hasil kajian, yang diusulkan berupa pinjaman 78 juta Euro dan dana pendamping rupiah murni senilai 40 juta Euro,” ujar Armida di Jakarta, Senin (30/6/2014).
Menurut dia, mekanisme pinjaman yang akan dilakukan berupa penerus pinjaman. Artinya, pinjaman tersebut tidak dilakukan oleh instansi pusat melainkan diteruskan langsung ke Pemprov Aceh. “Nanti yang bayar pinjaman juga Pemprov Aceh,” katanya.
Armida mengatakan telah menyampaikan usulan pembangunan dari Pemprov Aceh tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Atas arahan Presiden, kami diminta mencek lagi dan memastikan apakah pinjaman ini bisa menggunakan skema soft loan. Ini harus kami follow-up,” katanya.
Dia menilai strategis usulan Pemprov Aceh tersebut, khususnya dalam hal meningkatkan layanan publik dan menaikkan taraf derajat kesehatan masyarakat setempat.
“Ke depan, skema ini jadi salah satu model yang bisa dikembangkan. Tentu khusus daerah-daerah dengan kapasitas fiskal yang kuat,” katanya.