Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERIKANAN BUDIDAYA: Investasi Tahun Ini Ditarget Rp23 Triliun

Menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan investasi di bidang perikanan budidaya mampu mencapai Rp23 triliun pada tahun ini, naik 5,5% dari target 2013 sebesar Rp21,8 triliun.
Ilustrasi/indomaritimeinstitute.org
Ilustrasi/indomaritimeinstitute.org

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan investasi di bidang perikanan budidaya mampu mencapai Rp23 triliun pada tahun ini, naik 5,5% dari target 2013 sebesar Rp21,8 triliun.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pada 2013, pihaknya telah mencapai investasi Rp21,8 triliun. Dia menilai, penaikan target sekitar Rp1 triliun tersebut masih realistis dicapai.

“Apalagi menjelang MEA 2015, investasi bakal lebih deras,” ujarnya dalam acara pembukaan Indoaqua 2014 di Jakarta, Rabu (25/6/2014).

Dia membeberkan, investasi tersebut masih didominasi pihak domestik. Pemodal asing, lanjutnya, masih menjadi minoritas, karena di atas 60% masih dikelola pemodal domestik. Adapun, pemodal asing masih diwajibkan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan domestik.

“Ada yang sedang menjajaki, investor dari China. Namun, tetap melalui skema kerjasama dengan perusahaan dalam negeri,” ungkapnya.

Di sisi lain, beberapa tantangan menurutnya masih harus dilewati. Tantangan antara lain masalah infrastruktur yang terus dilakukan pengembangan. Selain itu, terkait perizinan untuk melakukan usaha budidaya.

Pihaknya tengah menyiapkan strategi untuk memacu investasi antara lain mempromosikan usaha budidaya perikanan yang menguntungkan, berkerjasama dengan stakeholder dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memfasilitasi infrastruktur, serta mempermudah perizinan.

“Intinya kami ingin menciptakan iklim bisnis yang baik untuk para investor,” ungkapnya.

Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengatakan pihaknya berharap agar perbankan bisa memberikan kemudahan kredit usaha bagi para pembudidaya. Menurut Sjarief, peran perbankan masih kurang.

“Perbankan baru beberapa yang mau terjun ke pembiayaan perikanan. Padahal potensinya masih sangat besar,” jelasnya.

Menurut Sjarief, sektor aquakultur dapat menjadi andalan perikanan Indonesia karena potensi yang besar. Dia mencontohkan, dari 1,2 juta hektare lahan tambak yang ada, hanya 400.000 hektare yang telah dikelola secara intensif.

“Selain itu, perikanan budidaya juga terbukti bisa menopang ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.

Bukti lainnya, lanjut Sjarief, jenis ikan seperti bandeng, tongkol dan kembung bisa masuk menjadi komoditas pangan yang baru.

Atas dasar hal tersebut, perkembangan produksi dan harga ketiga jenis ikan itu terus dipantau pemerintah.

Terkait MEA 2015, dirinya menyatakan bukan tidak mungkin investasi asing di Indonesia bakal membanjir. Atas dasar itu, pengusaha domestik sebaiknya bersiap diri menghadapi agenda tersebut.

“Secara tidak langsung, MEA juga menjadi ancaman eksistensi pengusaha domestik yang belum siap,” bebernya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengatakan penaikan target investasi yang tidak terlalu signifikan tersebut bisa dimaklumi.

Pasalnya, kata dia, perbankan masih menganggap sektor perikanan merupakan industri yang high risk.

“Perbankan masih belum jor-joran masuk ke sektor perikanan. Sementara infrastruktur dan perizinan juga masih perlu diperbaiki,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (25/6).

Thomas mencontohkan, infrastruktur yang sering menjadi masalah adalah terkait akses jalanan yang masih buruk dan jaringan listrik yang belum menyeluruh.

Sementara, perizinan terkait di daerah dan ketatnya impor ketika bahan baku susah didapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Giras Pasopati
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper