Bisnis.com, JAKARTA--Potensi pasar filter atau penyaring pada industri rokok di dunia masih terbuka lebar. Hal itu mendorong PT Wismilak Inti Makmur Tbk., produsen rokok dan filter , melebarkan sayapnya di pasar Asia.
Setelah berhasil memasuki pasar Makau dan Taiwan pada 2013, Wismilak menjajaki pasar ekspor produk filternya ke negara Thailand pada tahun ini.
"Kebutuhan filter masih sangat besar, sementara itu produsen filter tidak banyak. Untuk produsen rokok yang besar seperti Djarum atau Gudang Garam, sudah punya produk filter sendiri. Kami melayani perusahaan yang tidak memiliki produk filter sendiri," kata Surjanto Yasaputera, Corporate Secretary PT Wimilak Inti Makmur Tbk., di sela peluncuran program pengembangan wirausaha muda Diplomat Success Challenge 2014 di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Surjanto menuturkan untuk pasar lokal, market share filter Wismilak saat ini mencapai 25%. Namun untuk pemasarannya, dia berharap bisa berimbang antara pasar filter lokal dan ekspor.
"Saat ini kontribusi produk filter ke total penjualan masih di bwh 10%. Tapi ke depan bisa diperbesar, karena pemainnya tidak banyak. Jadi, semakin tinggi produksi rokok, pasar filter juga akan mengikuti," ungkapnya.
Menurut dia, sejauh ini bisnis inti Wismilak adalah memproduksi kretek dengan persentase sebanyak 94%. Sisanya, 6% adalah produksi rokok putih. Kapasitas produksi rokok sendiri saat ini mencapai 4,6 miliar batang per tahun.
"Ini tumbuh 20% dibandingkan dengan tahun lalu. Total kapasitas ini cukup untuk target bisnis kami dalam 2 -3 tahun ke depan," ujarnya.
Dia mengatakan industri rokok saat ini tumbuh di kisaran 4-6%, dan mempekerjakan sekitar 7% dari penduduk Indonesia.
Setelah berhasil memasuki pasar Makau dan Taiwan pada 2013, Wismilak menjajaki pasar ekspor produk filternya ke negara Thailand pada tahun ini.
"Kebutuhan filter masih sangat besar, sementara itu produsen filter tidak banyak. Untuk produsen rokok yang besar seperti Djarum atau Gudang Garam, sudah punya produk filter sendiri. Kami melayani perusahaan yang tidak memiliki produk filter sendiri," kata Surjanto Yasaputera, Corporate Secretary PT Wimilak Inti Makmur Tbk., di sela peluncuran program pengembangan wirausaha muda Diplomat Success Challenge 2014 di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Surjanto menuturkan untuk pasar lokal, market share filter Wismilak saat ini mencapai 25%. Namun untuk pemasarannya, dia berharap bisa berimbang antara pasar filter lokal dan ekspor.
"Saat ini kontribusi produk filter ke total penjualan masih di bwh 10%. Tapi ke depan bisa diperbesar, karena pemainnya tidak banyak. Jadi, semakin tinggi produksi rokok, pasar filter juga akan mengikuti," ungkapnya.
Menurut dia, sejauh ini bisnis inti Wismilak adalah memproduksi kretek dengan persentase sebanyak 94%. Sisanya, 6% adalah produksi rokok putih. Kapasitas produksi rokok sendiri saat ini mencapai 4,6 miliar batang per tahun.
"Ini tumbuh 20% dibandingkan dengan tahun lalu. Total kapasitas ini cukup untuk target bisnis kami dalam 2 -3 tahun ke depan," ujarnya.
Dia mengatakan industri rokok saat ini tumbuh di kisaran 4-6%, dan mempekerjakan sekitar 7% dari penduduk Indonesia.