Bisnis.com, JAKARTA – Kanada berupaya membangkitkan kembali hubungan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Asean yang telah absen dalam beberapa puluh tahun terakhir.
“Kanada memang cenderung absen di Asia Tenggara selama beberapa dekade terakhir. Namun, sejak 2011 Pemerintah Kanada telah lebih aktif berpartisipasi di kawasan agar menjadi bagian dari perkembangan ekonomi Asean,” kata Menteri Perdagangan Internasional Kanada Ed Fast dalam siaran pers yang dilansir Kemendag RI, Minggu (8/6/2014).
Dunia usaha maupun publik Kanada pada umumnya memang belum begitu mengenal ASEAN, hanya sebagian kecil saja yang telah beroperasi di ASEAN dan kini mereka tergabung dalam lembaga Canada-ASEAN Business Council (CABC).
Adapun, sektor-sektor yang dibidik Kanada melalui kerja sama tersebut a.l. energi, transportasi, telekomunikasi dan informasi, jasa keuangan, serta beberapa lembaga peneliti dan pengembangan teknologi mutakhir untuk energi terbarukan dan kesehatan.
Sejumlah perusahaan Kanada menyatakan rencana tindak lanjut yang akan mereka tempuh untuk ekspansi di Asean. Sebagai contoh, sejumlah anggota dari Asia Pacific Gateway Corridor Initiative (APGCI) menyatakan ketertarikannya pada peluang usaha di sektor penerbangan.
“Potensi permintaan ASEAN atas pesawat terbang komersial single-aisle yang diproyeksikan berjumlah sekitar 3.080 unit dalam 20 tahun kedepan dengan market value US$450 juta merupakan peluang bisnis yang tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja,” ujar salah satu anggota APGCI.
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menambahkan keragaman tingkat ekonomi 10 Negara di ASEAN merupakan kekuatan dan daya tarik tersendiri, dimana ASEAN menawarkan kesempatan bagi pelaku usaha kecil, menengah, maupun multinasional.
“Maka Pelaku usaha Kanada masih memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa bersaing dan memastikan tempatnya di ASEAN,” jelasnya.