Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIVIDEN BUMN: Setoran Dipangkas Jadi Rp37,9 Triliun

Target setoran dividen BUMN ke negara dipangkas menjadi Rp37,96 triliun dalam RAPBN Perubahan 2014 seiring deviasi terhadap proyeksi capaian laba BUMN pada 2013 akibat perlambatan ekonomi.
Gedung Kementerian BUMN. Setoran dividen BUMN Dipangkas akibat ekonomi melambat/Bisnis
Gedung Kementerian BUMN. Setoran dividen BUMN Dipangkas akibat ekonomi melambat/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Target setoran dividen BUMN ke negara dipangkas menjadi Rp37,96 triliun dalam RAPBN Perubahan 2014 seiring deviasi terhadap proyeksi capaian laba BUMN pada 2013 akibat perlambatan ekonomi.

 Angka itu turun Rp2,04 triliun atau 5,1% dari target APBN 2014 yang dipatok Rp40 triliun.

Target pendapatan bagian laba BUMN perbankan direvisi turun menjadi Rp8,79 triliun dari Rp10,3 triliun. Adapun, pendapatan laba BUMN nonperbankan dipangkas menjadi Rp29,17 triliun dari Rp29,7 triliun. 

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN Perubahan Tahun Anggaran 2014 yang diajukan ke DPR, pemerintah menyampaikan beberapa BUMN, seperti PT PLN yang semula diperkirakan memperoleh keuntungan justru mengalami kerugian. Alhasil, perusahaan pelat merah itu tidak dapat menyetorkan dividen ke kas negara.

Selain itu, kebutuhan belanja modal BUMN 2014 diperkirakan meningkat sehingga perlu mengoptimalkan internally generated fund untuk pendanaan investasi.

“Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan besaran dividen BUMN digunakan untuk pendanaan investasi dari laba yang ditahan,” demikian penjelasan pemerintah dalam Nota Keuangan RAPBN-P 2014.

Sementara itu, dividen saham PT Krakatau Steel senilai Rp956,5 miliar yang tercatat dalam laporan keuangan 2011 belum tercatat dalam APBN, sehingga pencatatannya bersifat in-out, yakni sebagai PNBP di sisi pendapatan negara dan sebagai PMN pada sisi pembiayaan anggaran.

Sebelumnya, Kementerian BUMN menyampaikan dividen yang mampu disetorkan oleh 141 perusahaan negara mentok di kisaran Rp37,5 triliun-Rp38,5 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper