Bisnis.com, JAKARTA—Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi hingga saat ini membuat berbagai kalangan kian gencar meningkatkan sosialisasi dan implementasi terkait green economy atau pembangunan ekonomi yang memperhatikan keseimbangan alam.
Operations Officer Sustainable Finance IFC East Asia and Pacific Wei Yuan mengatakan meski ada penurunan angka kemiskinan, tapi ada kerusakan lingkungan yang lebih besar yang telah terjadi.
“Angka kemiskinan diprediksi menurun dari 42% pada 1990 menjadi 15% di 2015, tapi lingkungan yang rusak malah menunjukkan peningkatan,” tuturnya di Jakarta, Senin (26/5/2014).
Wei menjelaskan akibat berbagai usaha yang tidak memperhatikan lingkungan, setidaknya ada 13 juta hektare hutan yang hilang dalam periode 2000 hingga 2010.
Wei juga menyebutkan sejak 1990 hingga 2010 ada penambahan 550 miliar ton karbon dioksida yang tersebar di seluruh dunia.
Selain itu, jumlah ikan di lautan berkurang hingga 85%, dan ada US$1 triliun yang mesti digelontorkan tiap tahun untuk subsidi di bidang energi.
Wei juga menambahkan, hingga kini terdata ada 2,6 miliar orang yang hidup tanpa akses sanitasi, 1,3 miliar orang yang hidup tanpa listrik, dan 900 juta orang yang hidup tanpa air bersih.