Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menegaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi bukan akibatpengetatan kebijakan moneter, melainkan lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan kebijakan moneter yang ketat, di antaranya tercermin dari penaikan BI Rate hingga ke level 7,5%, tidak mempengaruhi konsumsi domestik.
Konsumsi domestik masih menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal I/2014 tercatat 5,2%, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada kuartal terakhir 2013 sebesar 5,4%.
“Konsumsi domestik masih tumbuh, demikian juga investasi. Tapi memang ada kontraksi di ekspor sektor riil yang melambat akibat kondisi global,” katanya, Kamis (8/5/2014).
Bank Indonesia merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1%-5,5% pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebelumnya yakni 5,5%-5,9%.
Revisi target tersebut dilakukan setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini yang hanya berada pada level 5,2%, lebih rendah dari perkiraan awal 5,7%.