Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Industri Masih Jadi Pemicu Utama Ekonomi Sumut

Sektor industri pengolahan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada kuartal I/2014 dengan kontribusi 1,16%. Adapun, pertumbuhan ekonomi Sumut year on year tercatat 5,6%.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, MEDAN - Sektor industri pengolahan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara pada kuartal I/2014 dengan kontribusi 1,16%. Adapun, pertumbuhan ekonomi Sumut year on year tercatat 5,6%.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono memaparkan, selain pertumbuhan industri pengolahan terutama dipicu oleh industri makanan dan minuman.

"Selain itu, sektor ekonomi yang memiliki kontribusi bagi pertumbuhan Sumut adalah perdagangan, hotel, dan restoran 1,1%, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 0,85%, jasa 0,77%, pertanian 0,68%, pengangkutan dan komunikasi 0,56%, dan bangunan 0,4%," ujar Ateng, Senin (5/5/2014).

Lebih lanjut Ateng menyebutkan, secara year on year terdapat beberapa sektor ekonomi di Sumut yang mengalami pertumbuhan signifikan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 10,5%, disusul jasa 7,5%, industri pengolahan 5,93%, bangunan 5,89%, perdagangan, hotel, dan restoran 5,65% serta listrik, gas, dan air bersih 5,59%.

"Memang dibandingkan dengan kuartal I/2013, pada tahun ini melambat. Dari sektor keuangan, pertumbuhan bank umum di Sumut sangat signifikan, yakni YoY 16,96%. Sementara itu, perlambatan di sektor industri pengolahan dan pertanian terjadi akibat UU Minerba dan hambatan cuaca," tambah Ateng.

Adapun, PDRB Sumut atas dasar harga berlaku pada kuartal I/2014 mencapai Rp108,66 triliun dan berdasarkan harga konstan Rp37,01 triliun.

Jika dilihat dari komposisi komponen penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sumut tersebut masih dipengaruhi secara dominan oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga 6,73%, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 4,72%, konsumsi pemerintah 4,41%, konsumsi lembaga nirlaba 3,57%, dan ekspor barang dan jasa neto 0,97%.

Ateng merinci, berdasarkan dasar harga berlaku, konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2014 Rp64,91 triliun, konsumsi lembaga nirlaba Rp337,74 miliar, konsumsi pemerintah Rp10,51 triliun, PMTB Rp23,14 triliun, perubahan stok Rp1,13 triliun, ekspor barang dan jasa neto Rp8,8 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper