Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menurunkan target lulusan balai latihan kerja lantaran berkurangnya anggaran pendidikan.
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnakertrans Khairul Anwar mengatakan pada 2014, lulusan BLK hanya ditarget sebanyak 80.000 orang atau berkurang sebanyak 20% jika dibandingkan dengan periode tahun lalu.
Pada tahun lalu, BLK mampu meluluskan sebanyak 100.000 lulusan yang siap kerja. “Sesuai proyeksi, tahun ini jumlah lulusan akan sedikit menurun lantaran minimnya dana pelatihan di BLK,” katanya tanpa menyebut anggaran pelatihan 2014, Minggu (4/5/2014).
Meski kekurangan dana, paparnya, pemerintah pusat akan terus bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan 275 balai latihan kerja (BLK) dan 8.039 lembaga pelatihan kerja milik swasta dan pemerintah yang tersebar di seluruh Tanah Air.
“Kerjasama itu selain akan menyelesaikan masalah pendanaan, juga terkait pemetaan kebutuhan tenaga kerja di wilayah BLK tersebut berdiri.”
Untuk mendongkrak jumlah lulusan BLK, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja Frans Go mendorong pemerintah untuk bersinergi dengan pengusaha lokal untuk membantu penyediaan alat praktik sebagai penunjang sarana dan prasarana BLK.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk angkat tangan menangani BLK. “Masih banyak jalan kok. Pemerintah pusat dan daerah bisa bersinergi dengan pengusaha untuk menopang kekurangan dana tersebut,” katanya.
Menurutnya, sinergi tersebut sangat penting dan sangat mudah untuk ditempuh menyusul hubungan yang saling menguntungkan. “Antara BLK dan pengusaha itu erat. Mereka saling membutuhkan. Jadi tinggal bagaimana political will dari pemerintah saja.”
Jika sudah terbentuk sinergi, tinggal bagaimana kedua pihak menyediakan tenaga kerja sesuai dengan permintaan industri. “Ini tidak akan sulit jika pemerintah mau mengajak pengusaha untuk meningkatkan kualitas BLK.”