Bisnis.com, JAKARTA--The Global Competitiveness Report mengungkapkan dari 148 negara Indonesia berhasil meningkatkan daya saing global dari posisi 50 ke posisi 38 pada 2013/2014.
“Ada kenaikan 12 poin pada posisi Indonesia, dan ini tertinggi kenaikannya dalam sejarah. Ada kontribusi pendidikan juga di dalamnya,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh sebagaimana dilansir situs Kemdikbud, Sabtu (3/5/2014)
Mendikbud menjelaskan ada tiga hal yang memiliki pengaruh besar dalam kenaikan peringkat Indonesia. Mulai dari inovasi, pendidikan tinggi dan pelatihan, dan kesiapan teknologi.
Daya saing Indonesia, lanjutnya, lebih tinggi dari rata-rata daya saing negara-negara kategori ‘efficiency-driven economy’, atau negara dengan pendapatan per kapita US$3.000-US$8.999.
Kenaikan yang disumbangkan dari pendidikan diukur dari pendidikan dasar dan kesehatan yang naik 0,37% dari indeks 5,69 pada 2012/2013, naik menjadi 5,71 di 2013/2014.
Selain itu, diukur pula dari pendidikan tinggi dan training yang naik dari 4,17 menjadi 4,70 atau naik 3,03%. Ada pula inovasi yang naik dari 3,61 ke 3,82, atau naik 5,75%.
“Pendidikan dasar naiknya tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan pendidikan tinggi dan training, serta inovasi,” katanya.
Pengukuran yang dilakukan oleh World Economic Forum ini selain menghitung indeks daya saing global, juga mengukur indeks pembangunan manusia, MDGs, dan pendidikan untuk semua.
Pengukuran tersebut digunakan sebagai salah satu alat ukur kinerja, dengan melihat hubungan antara daya saing dengan pendidikan