Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JFW 2015: Branding Fesyen Lokal Masih Jadi Tantangan

Kementerian Perdagangan tengah mengupayakan penguatan branding produk fesyen lokal, sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai fashion hub dunia pada 2025.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan tengah mengupayakan penguatan branding produk fesyen lokal, sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai fashion hub dunia pada 2025.

Apalagi, pertumbuhan ekspornya mencapai 10,59% per tahun dalam 5 tahun terakhir.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak menjelaskan upaya tersebut dimulai dengan menyalurkan wawasan kepada para desainer dalam negeri agar mau meningkatkan kompetisi melalui penciptaan brand lokal dan penguatan citra produk lokal.

“Kami akan memberikan arahan bagi penggiat fesyen Indonesia agar mereka tahu bagaimana cara menentukan strategi pengembangan pemasaran yang efektif, khususnya dengan menciptakan brand-nya sendiri,” katanya di sela-sela workshop jelang Jakarta Fashion Week (JFW) 2014/2015.

Catatan Kemendag mengungkapkan fesyen adalah salah satu produk ekspor nonmigas yang paling potensial dari Indonesia. Nilai penjualannya ke luar negeri tahun lalu menembus US$11,78 miliar, meroket 4,4% dari pencapaian 2012.

Pada Januari tahun ini saja, ekspor produk fesyen mencapai US$1,08 miliar, merangkak naik 1,1% dari periode yang sama tahun lalu. Produk fesyen juga merupakan kontributor terbesar bagi industri kreatif RI dengan total nilai Rp181 triliun, atau mendominasi 7% dari 15 sektor industri kreatif yang total nilainya menyentuh Rp642 triliun.

Menurut Nus, tantangan dalam mengembangkan produk fesyen nasional dimulai dari pemetaan prioritas pemasaran produk, baik pada pasar lokal, regional, maupun global.

“Untuk itulah, Kemendag akan melakukan promosi lebih efektif di dalam maupun luar negeri, meningkatkan pemahaman pasar bagi pelaku fesyen, dan memperluas jejaring industri feseyen.”

Selama ini, negara tujuan ekspor fesyen utama adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$4,97 miliar, diikuti Jepang dengan US$909,49 juta, Jerman US$794,8 juta, Inggris US$512,15 juta, dan Belgia US$455,54 juta.

“Pertumbuhan ekspor fesyen yang paling cepat adalah ke Jepang, yaitu mencapai 39% per tahun,” imbuh Nus.

Sementara itu, kategori produk fesyen yang paling banyak dijual Indonesia ke luar negeri tahun lalu adalah pakaian jadi senilai US$7,71 miliar (65,52%), alas kaki US$3,86 miliar (32,76%), perhiasan US$200 juta (1,7%), dan arloji US$2 juta (0,06%).

Mendag Muhammad Lutfi sebelumnya mengatakan ekspor produk perhiasan akan terus digenjot ke depannya, mengingat angka penjualannya yang menembus US$2 miliar awal tahun ini dengan pertumbuhan double digit.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu mengatakan produk fesyen Indonesia sangat layak bersaing di kancah global, khususnya karena telah berhasil memenuhi kriteria ramah lingkungan.

“Kita sudah mengarah ke sana. Misalnya, sekarang batik sudah yang banyak kembali ke warna alam. Keunggulan kita adalah punya banyak serat alam, baik itu kapas, sutera, tapi bisa juga dari enceng gondok, nanas, pisang, bahkan bambu. Banyak juga yang menggunakan bahan daur ulang,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, pemerintah tengah mengupayakan asistensi desain di wilayah Papua. Menurut Mari, prototipe untuk program tersebut telah dirancang, dan pemerintah telah mengirim beberapa desainer untuk meninjau potensi industri fesyen di sana.

“Misalnya nanti kita buat topi dari daun lontar yang dimodifikasi dengan warna alam. Lalu untuk sarung, misalnya, dilukis saja, tidak perlu dibatik,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper