Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kayu Ulin Terbatas, Kapal Pelra Diarahkan Pilih Bahan Lain

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Harry Budiarto Soewarto mengatakan saat ini kayu ulin yang merupakan bahan baku dasar pembangunan dan pengembangan kapal pelayaran rakyat mulai terbatas.
Ilustrasi/Facebook-Pelayaran Rakyat
Ilustrasi/Facebook-Pelayaran Rakyat

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melibatkan perguruan tinggi untuk mengkaji rencana penggunaan bahan baku selain kayu untuk pembangunan kapal pelayaran rakyat.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Harry Budiarto Soewarto mengatakan saat ini kayu ulin yang merupakan bahan baku dasar pembangunan dan pengembangan kapal pelayaran rakyat mulai terbatas.

Di sisi lain, imbuhnya, penggunaan kayu ulin tidak hanya dibutuhkan oleh pelayaran rakyat melainkan juga dibutuhkan untuk indsutri lain. Hal tersebut membuat Kemenhub akan mencari solusi terkait pemberdayaan bahan baku lain untuk pelayaran rakyat.

"Bukan dilarang. SDA ulinnya terbatas karena dipakai bukan cuma untuk Pelra. Nah harus ada solusi untuk itu. Kami melibatkan perguruan tinggi juga untuk masalah konstruksi," ujarnya, Selasa (22/4).

Harry melanjutkan, sejauh ini pelayaran rakyat berasal atau berbahan baku dari kayu. Namun, seiring perkembangan teknologi bukan tidak mungkin bahan dasar pembangunan dan pengembangan pelayaran rakyat yang selama ini berasal dari kayu berubah menjadi bahan dasar lain.

"Kalau pakai kayu sekarang bahan bakunya nanti merusak hutan. Kami cari solusi untuk itu. Mungkin diberikan juga dengan layar. Teknologi sudah menjawab itu. Mana yang paling efisien," ujarnya.

Kendati demikian, kata Harry, bukan berarti lantas menggunakan besi. Mungkin, ada teknologi lainnya seperti fiber yang tahan gelombang air laut dan tidak mudah pecah.

"Belum tentu besi. Ada teknologi lagi. Kemarin fiber pecah. Sekarang teknoloi fiber meningkat lagi jadi tahan gelombang dan tidak mudah pecah. Kami sudah rapat terus," ucapnya.

Sejauh ini pelayaran rakyat kesulitan untuk mengadakan ataupun meremajakan armada kapal lantaran adanya aturan pembatasan penggunaan kayu oleh Kementerian Kehutanan.

Jumlah kapal pelayaran rakyat pun kian menyusut pada beberapa tahun terakhir dari 3.000 unit kapal, kini hanya mencapai 2.000-an unit saja.

Sebelumnya, imbuh Harry, Kemenhub sebagai pembina telah memberikan bantuan kepada pelayaran rakyat dalam bentuk membangun dan mengembangkan pelabuhan pelayaran rakyat.

Untuk saat ini, kata Harry, Kemenhub akan memberikan bantuan kepada pelayaran rakyat untuk mencarikan solusi pembangunan dan peremajaan armada.

"Yang penting mereka bisa survive. Tapi bukan hanya itu, tapi [juga bantuan] manejemen dan alat keselamatan," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper