Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baju Muslim Anak: Warna Nabrak-Nabrak Jadi Favorit Pembeli

Baju muslim anak-anak yang cerah dan beragam warna menjadi andalan. Tak hanya itu, ramainya bordiran menjadi daya tarik tersendiri.

Bisnis.com,  JAKARTA – Baju muslim anak-anak yang cerah dan beragam warna  menjadi andalan. Tak hanya itu, ramainya bordiran menjadi daya tarik tersendiri.

Menurut  satu pedagang  baju muslim anak di kawasan Pasar Tanah Abang blok B, Rizal  warna-warna lembut  jarang diminati oleh masyarakat. Maka,  di setiap desain  selalu menggunakan campuran warna-warna kontras. Ini yang menjadi salah satu strategi penjualan.

“Untuk penjualan [baju muslim anak] kita harus pintar-pintar juga dalam hal desain. Kebetulan saya sendiri yang mendesain baju-bajunya. Tidak ada kiblat atau contoh khusus. Anak-anak kan suka warna-warna cerah dan nabrak-nabrak, jadi saya menggunakan itu,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (15/4/2014).

Selain warna, bahan baju juga menjadi pertimbangan para pembeli. Menurut Rizal, bahan yang adem menjadi incaran konsumen. Dari permintaan itulah, mayoritas bahan dasar baju muslim anak yang ada di kiosnya terbuat dari katun.

“Pembeli, apalagi anak-anak suka yang adem-adem. Makanya kebanyakan kita buat dari katun. Bahan katun kan adem, enggak panas kalau dipakai, jadi lebih nyaman,” imbuhnya.

Lain halnya dengan karyawan toko “Habibi”, Ovy yang mengatakan pembeli lebih suka membeli baju muslim anak dengan bahan campuran katun dan denim. Dengan bahan yang sedikit lebih tebal, bahan ini tapi tetap lebih dingin saat digunakan. Dengan model baju muslim anak yang serba tertutup dari atas hingga bawah, serta aktivitas anak yang sangat padat, bahan ini dinilai lebih bagus digunakan.

“Biasanya mereka [pembeli] lebih tertarik dengan model baju yang terbuat dari bahan katun denim seperti ini [sambil menunjukkan baju kepada Bisnis],” ungkap Ovy.

Tren baju muslim anak tidak seperti tren baju muslim untuk dewasa. Ini akibat adanya perbedaan waktu pemakaian. Baju muslim anak digunakan pada hari-hari tertentu seperti lebaran, sedangkan baju muslim dewasa untuk keseharian atau menghadiri pesta. Selain itu, tren baju muslim untuk dewasa juga dipicu oleh faktor artis yang sering tampil dengan busana muslim, tidak demikian dengan busana untuk anak-anak ini.

“Kalau anak perempuan ada gamis, celana, sama rok.  Buat yang laki-laki ada baju koko. Tidak ada pengaruh artis atau yang lain. Kita main di pemakaian bunga dan border. Dulu kalau ada pemilihan dai cilik di televisi memang ada efeknya, tapi itu musiman. Paling sebentar, lalu  hilang. Jadi kita tidak nyetok banyak,” jelasnya yang sudah menekuni bisnis baju muslim untuk anak selama tiga belas tahun ini.  

“Tidak ada tiruan artis atau orang-orang tertentu dalam model-model baju muslim anak. Artis anak-anak aja juga kebanyakan tidak menggunakan baju muslim. Lain halnya dengan baju muslim dewasa.”

Rizal mematok harga baju muslim anak di tokonya antara Rp105.000 hingga Rp130.000 per baju per lusin. Harga disesuaikan dengan ukurannya juga.

“Kita ada empat tingkat yang terbagi dalam tahun, yakni 1-3. 4-6, 7-9, 10-12. Jika grosiran, kita menghitung paling murah Rp105.000 dan paling mahal Rp130.000. Namun, jika ada pembeli yang mau membeli eceran, kita mematok harga Rp130.000 sampai Rp160.000,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper