Bisnis.com, SEMARANG--Krisis listrik di wilayah Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah segera berakhir dengan rencana operasional pembangkit listrik tenaga gas uap
(PLTGU) Karimunjawa pada 2015.
Kepala Dinas ESDM Jateng Teguh Dwi Puryono berharap pembangunan selesai sesuai target sehingga pemanfaatan segera dirasakan warga Karimunjawa.
"Setelah lapangan gas Tambaklorok dibuka, sebagian gas dipakai untuk PLTGU Karimunjawa yang saat ini sedang dibangun, harapannya awal 2015
(Karimunjawa) beroperasi," katanya, Senin (14/4).
Menurutnya, PLTGU Karimunjawa membutuhkan CNG (compressed natural gas) untuk pembangkit berkapasitas daya 1 megawatt dari total kebutuhan 3 MW di daerah itu.
Selama ini, wilayah pulau itu mengalami krisis listrik sehingga pemanfaatan oleh masyarakat dibatasi hanya enam jam sehari pada pukul 18.00 - 24.00 WIB.
Pasokan listrik masih dilakukan oleh PLT Diesel yang selanjutnya bakal digantikan oleh PLTGU yang dibangun dengan investasi Rp12 miliar.
Pembangunan listrik di wilayah itu terkendala anggaran yang masih belum turun karena menunggu APBD tahun depan.
Subsidi BBM untuk PLTD Karimunjawa tahun ini hampir Rp1 miliar dari APBD Kabupaten Jepara dan Rp0,5 miliar dari APBD Provinsi Jateng. Sementara, hasil pembayaran listrik dari warga mencapai Rp2,5 miliar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan 13 perusahaan pada awal bulan ini telah bergotong royong untuk membantu mengatasi masalah listrik di Karimunjawa.
Kucuran dana CSR dari berbagai perusahaan dan instansi berhasil mengumpulkan Rp3 miliar diantaranya dari PLTU Tanjung Jati B Jepara, Bank Jateng, BRI, Bank Mandiri, Bank Muamalat, BNI, BTN, Perhutani, PT. Trans Marga Jateng, Bank Bukopin.
"Termasuk dari SKK Migas, Perusahaan Gas Negara dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah minimal mengumpulkan Rp3 miliar untuk mengatasi krisis listrik Karimunjawa," ujarnya.
Krisis listrik yang terjadi si Karimunjawa sebelumnya mulai diselesaikan lewat pengelolaan pembangunan PLTD yang kedepan akan bersinergi menuju operasionalisasi PLTGU Karimunjawa.