Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU 2014: Diharapkan Membawa Perbaikan Iklim Investasi

Pelaku bisnis industri sepeda motor mengharapkan perbaikan iklim investasi Indonesia seiring dengan pergantian jajaran pemerintahan. Pasalnya, sekarang masih banyak hambatan membayangi aktivitas bisnis.
Pemungutan suara Pileg di Papua/Antara
Pemungutan suara Pileg di Papua/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pencoblosan untuk calon legislatif sudah terlaksana tapi musim pemilu belum usai. Sebab, puncaknya yakni pemilu untuk memilih presiden dan wakilnya baru terlaksana Juli mendatang.

Pelaku bisnis industri sepeda motor mengharapkan perbaikan iklim investasi Indonesia seiring dengan pergantian jajaran pemerintahan. Pasalnya, sekarang masih banyak hambatan membayangi aktivitas bisnis.

Selain fluktuasi makro ekonomi dalam negeri, para pebisnis juga mesti berhadapan dengan perdebatan upah buruh setiap tahun. Belum lagi, kenaikan tarif dasar listrik bagi pelanggan golongan industri yang menambah komponen biaya produksi. Lainnya adalah perkara mahalnya ongkos logistik.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat biaya logistik di Indonesia sedikitnya mencaplok 18% terhadap penjualan dan 27% terhadap PDB. Ini juga yang mendorong Bank Dunia memposisikan RI di urutan ke-59 dari 155 negara dalam hal daya saing.

Ketua Bidang Niaga Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala berpendapat suasana investasi yang kondusif membuka peluang lebih banyak penanaman kapital segar dari prinsipal otomotif.

“Kalau [pemerintah baru] bisa menghadirkan insentif baru, terbuka peluang penambahan investasi. Karena, di Jepang sendiri produksi motor sudah tak efisien sehingga basis produksi disebar [ke negara lain yang potensial],” katanya kepada Bisnis, Rabu (9/4/2014)..

Perbaikan iklim investasi juga dibutuhkan untuk menghadapi pasar bebas Asean pada akhir 2015. Tujuannya, agar daya saing industri otomotif Indonesia menguat apalagi bidang ini merupakan satu dari tujuh sektor prioritas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  

Penyuburan iklim investasi bisa diwujudkan melalui perbaikan infrastruktur. Misalnya, infrastruktur transportasi alias jalan guna mempermudah distribusi barang sehingga biaya logistik lebih murah. Dengan demikian, ongkos produksi bisa menciut sehingga harga jual lebih kompetitif khususnya untuk ekspor.

“Pembangunan nasional harus lebih merata. Tergantung pemerintah hendak membuka daerah mana. Kami berharap pemimpin baru menciptakan iklim investasi lebih sehat apalagi tahun depan dimulai pasar bebas Asean,”  papar Sigit.

 

Di kawasan Asia Tenggara, pasar sepeda motor RI merupakan yang paling subur. Asean Automotive Federation (AAF) mencatat selama 2 bulan pertama 2014 volume produksi kuda besi di Tanah Air setara dengan 72,7% total produksi Asean yang mencapai1,73 juta unit, 1,25 juta unit di antaranya dari RI.

 

Volume produksi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand turun dibandingkan Januari –Februari 2013, masing-masing 5,1%, 23,7%, dan 24,3%. Filipina satu-satunya yang mencatat peningkatan mencapai 8,2% menjadi 123.159 unit. Rincinya, Malaysia susut jadi 61.138 unit, Filipina 123.159 unit, dan Thailand jadi 287.638 unit.

 

“[Motor mayoritas terserap di dalam negeri saja] sedangkan kalau mau ekspor terbentur pada prinsipal yang juga punya pabrik di negara tujuan ekspor. Bagaimana dong? Kecuali, produk Indonesia harganya bisa sangat kompetitif dan bersaing,” ucap Sigit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper