Bisnis.com, JAKARTA – Pemilihan umum legislatif berhasil mendongkrak penjualan rokok, yang tercermin dari lonjakan penerimaan cukai hingga 33% di atas rata-rata target bulanan.
Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan lonjakan penerimaan dari cukai rokok itu mungkin terjadi karena selama pemilu, belanja rokok cukup masif.
“Kan dalam berbagai meeting (rapat partai), ada makanan, ada rokok, sehingga cukainya naik cukup tajam,” katanya seusai mencoblos di TPS 11, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).
Ditjen Bea dan Cukai melaporkan realisasi cukai Februari Rp12,91 triliun, melompat dari capaian bulan sebelumnya Rp8,51 triliun. Angka itu pun jauh di atas rata-rata target cukai bulanan Rp9,69 triliun.
Volume produksi hasil tembakau (rokok) Februari 38,5 miliar batang, naik dari realisasi bulan sebelumnya 26,7 miliar batang.
Namun, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan realisasi Februari yang tinggi itu sesuai dengan siklus tahunan karena ada efek pemesanan pita cukai tertinggi pada Desember yang tertunda 2 bulan.
“Kami belum bisa menganalisis apakah ini terkait langsung dengan dampak kegiatan kampanye Pileg selama Februari-Maret 2014, tapi faktanya memang terjadi kenaikan sangat signifikan,” ujarnya.