Bisnis.com, SEMARANG--Terbangunnya suatu ruas jalan tol belum tentu menjamin proyek tersebut memiliki nilai kelayakan bisnis yang memadai. Hal ini terjadi pada seksi III, IV, dan V tol Semarang-Solo.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan meskipun sebagian proyek senilai Rp6,2 triliun tersebut memiliki financial internal rate of return (FIRR) di bawah 16%, namun PT Jasa Marga Tbk tetap berkomitmen untuk merealisasikan jalan bebas hambatan itu.
"Oleh karena itu, pemerintah sangat mengapresiasi komitmen Jasa Marga," ujarnya pada peresmian tol Semarang-Solo seksi II, Jumat (4/4/2014).
Dia menuturkan tol Semarang-Solo akan memberikan manfaat bagi pengembangan kawasan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan.
Dengan demikian, Djoko berharap penyelesaian tanah untuk seksi-seksi berikutnya akan cepat, sehingga pembangunan jalan tol Semarang–Solo secara penuh dapat segera terealisasi.
Tol Semarang-Solo terbagi dalam lima seksi dengan panjang keseluruhan 72,64 km. Hingga saat ini baru dua seksi yang telah beroperasi yakni ruas Semarang-Ungaran pada November 2011 dan ruas Ungaran-Bawen yang diresmikan hari ini.
Tol Seksi III,IV, dan V Semarang-Solo tak Layak Secara Bisnis
Terbangunnya suatu ruas jalan tol belum tentu menjamin proyek tersebut memiliki nilai kelayakan bisnis yang memadai. Hal ini terjadi pada seksi III, IV, dan V tol Semarang-Solo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
13 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
16 jam yang lalu